Pantau Perkembangan Covid-19 Pascalebaran, Menkes: Kita Tunggu 20-25 Hari ke Depan

Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers penanganan Covid-19, Senin (9/5). (BPMI Setpres/rmolsumsel.id)
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers penanganan Covid-19, Senin (9/5). (BPMI Setpres/rmolsumsel.id)

Seperti pada libur nasional sebelumnya, terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada hari ke-27 sampai ke-34 pascalibur. Merujuk hal itu, Pemerintah terus memantau perkembangan dan mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran tahun 2022.


“Nah sekarang kita sudah tujuh hari sesudah hari raya, jadi kami mengusulkan kepada bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20-25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama, seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/5).

Menkes menyampaikan, Pemerintah juga tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi pandemi serta terus memantau perkembangan varian baru virus korona.

“Kami sekarang ada di fase monitoring dengan waspada, dengan hati-hati.  Satu hal yang kami lakukan monitoring adalah varian baru yang ada di dunia, karena kami mengamati bahwa lonjakan kasus itu terjadi kalau ada varian baru,” katanya.

Pemerintah juga terus meningkatkan laju vaksinasi nasional. Cakupan vaksinasi di tanah air saat ini mencapai 406 juta dosis dan diterima oleh sekitar 199,3 juta masyarakat.

“Jadi kalau dulu pertama kali di awal vaksinasi 13 Januari tahun lalu disampaikan oleh satu majalah terkemuka internasional, Indonesia butuh 10 tahun, sekarang dalam waktu 16 bulan kita sudah berhasil menyuntikkan 406 juta dosis vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Menkes.

Berdasarkan data Kemenkes, hingga 9 Mei 2022 pukul 18:00 WIB cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 199,34 juta dosis atau 95,72 persen dari target, dosis kedua 165,66 juta dosis atau 79,54 persen, dan dosis ketiga atau booster 41,03 juta dosis atau 19,70 persen.