Penybaran virus corona kian menjadi-jadi. Akan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sangat memberikan fokus dan perhatian akan wabah virus corona (Covid-19).
- Wajib Diketahui, Berikut 4 Gejala Infeksi Ginjal dan Langkah Pencegahannya
- Cakupan Imunisasi Menurun, Warga Muara Enim Diminta Waspadai Wabah Campak di Balita
- Wapada! Ini Lima Penyakit Menular di Musim Hujan
Baca Juga
Berbicara dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Kamis (12/3), Lee mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan corona sebagai pandemik. Itu bisa berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
"Satu tahun, atau mungkin lebih lama," kata Lee. Singapura, kata Lee juga bisa menghadapi kondisi yang serius dengan kemungkinan adanya lonjakan kasus-kasus baru yang datang dari negara lain.
"Kami memprediksi (akan ada) lebih banyak kasus impor dan karena itu kluster baru dan gelombang infeksi baru. Kali ini datang dari banyak negara daripada satu atau dua," jelasnya.
Kendati begitu, pihaknya tidak akan menaikkan status kewaspadaan menuju Red Alert. Alih-alih, Singapura akan melakukan pembatasan perjalanan yang lebih diperketat.
Menurut Lee, 80 persen dari pasien corona saat ini memiliki gejala yang ringan. Yang paling berisiko adalah orang tua dan orang dengan penyakit bawaan sebelumnya.
"Jadi dengan jumlah yang lebih besar, hal yang masuk akal adalah merumahsakitkan hanya kasus yang lebih serius, dan mendorong mereka yang memiliki gejala ringan untuk melihat dokter keluarga mereka dan beristirahat di rumah, mengisolasi diri mereka sendiri," kata Lee.
"Dengan cara ini, kami memfokuskan sumber daya pada yang sakit parah, mempercepat waktu respons kami dan mudah-mudahan, meminimalkan jumlah kematian," tambahnya.[ida]
- Varian Baru Corona AY.4.2 Terdeteksi di Malaysia, Kepala BNPB: Jaga Protokol Kesehatan
- Ketua Satgas IDI Sebut Obat-obat Ini Tak Lagi Bermanfaat Atasi Covid-19
- Kemenkes Investigasi Kontak pada Kasus Hepatitis Akut 3 Anak yang Meninggal, Ini Fakta yang Ditemukan