Wartawan senior Farid Gaban angkat bicara soal penyebutan tol Jokowi yang ramai diperbincangkan di laman Twitter, Minggu (2/1).
- Hutama Karya Siapkan Jalan Tol Trans Sumatera untuk Kelancaran Mudik Lebaran 2025
- Lahan Digunakan Bangun Tol Indralaya-Muara Enim, PTPN I Regional 7 Terima Uang Ganti Rugi Rp64 Miliar
- Warga Resah, Truk Angkutan Batu Bara Makin Nekat, Lintasi Jalan Tol dan Pemukiman
Baca Juga
Farid yang juga sejarawan itu menceritakan bahwa dulu saat pembangunan tol pertama di Indonesia yakni Jakarta Bogor Ciawi (Jagorawi) terpasang sebuah plank besar.
Kata Farid, dalam plank besar yang dipasang dipinggir di proyek pembangunan tol Jagorawi tertulis "Jalan ini dibiayai dari obligasi yang Anda bayar".
Dalam pengamatan Farid, Presiden Soeharto yang menginisiasi pembangunan itu tidak mengklaim bahwa tol yang dibangun adalah berkat jasa presiden yang bergelar bapak pembangunan itu.
Beda hal dengan saat ini. "Toll-nya Jokowi? Dulu, di pinggir Jagorawi (tol pertama) ada plank besar: "Jalan ini dibiayai dari obligasi yang Anda bayar." Bahkan Orba tidak mengklaim Jagorawi sebagai jasanya," demikian cuitan Farid Gaban di laman Twitternya, Minggu (2/1).
Farid menjelaskan bahwa tol pada dasarnya dibangun atas dasar konsumen yang rutin membayar setelah masuk pintu tol. Ia tidak sependapat jika ada pandangan tol itu dianggap sebagai hadiah negara.
Apalagi disebut sebagai jasa seorang presiden Jokowi. "Jalan tol pada dasarnya dibangun oleh konsumen yang membayarnya; bukan hadiah negara, apalagi presiden," pungkasnya.
Di jagat Twitter tagar #TolJokowi sempat merajai trending topic. Pantauan Kantor Berita Politik RMOL, setidaknya ada 6.180 percakapan terkait pembahasan Tol Jokowi.
- Hutama Karya Siapkan Jalan Tol Trans Sumatera untuk Kelancaran Mudik Lebaran 2025
- Lahan Digunakan Bangun Tol Indralaya-Muara Enim, PTPN I Regional 7 Terima Uang Ganti Rugi Rp64 Miliar
- Warga Resah, Truk Angkutan Batu Bara Makin Nekat, Lintasi Jalan Tol dan Pemukiman