Kasus Omicron yang terus mengalami lonjakan cukup tinggi sejak beberapa hari terakhir belum menunjukkan puncaknya. Pemerintah bahkan mengklaim kasus Omicron saat ini lebih rendah daripada puncak penyebaran Delta tahun lalu.
- Mengenal BN.1, Subvarian Baru Omicron yang Ditemukan di Indonesia
- Subvarian BA.4 dan BA.5 Menyebar, Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Australia Tembus Rekor
- Omicron Melandai, Thailand Laporkan 73 Kasus Baru Varian Covid-19 Deltacron
Baca Juga
Begitu yang disampaikan Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan dalam laporan mingguan penanganan Covid-19 secara virtual, Senin (14/2).
"Sampai saat ini belum melebihi puncak Delta di tahun lalu. Padahal jika kita merujuk negara lain, puncak Omicron biasanya tiga sampai empat kali lebih tinggi daripada puncak Delta,” kata Luhut.
Dia menambahkan tingkat rawat inap di rumah sakit dan tingkat kematian Omicron masih jauh lebih rendah daripada periode Delta di tahun lalu.
“Tapi ini juga tidak menyuruti tingkat kehati-hatian kita. Data ini perlu dipahami oleh kita semua untuk tidak memperlakukan Omicron sama seperti periode Delta yang lalu dengan pola yang sama,” ucapnya.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi ini menambahkan, di Pulau Jawa dan Bali, penambahan kasus penyabaran Omicron mengalami pelambatan namun terjadi peningkatan kontribusi di luar Jawa dan Bali.
"Dalam 7 hari terakhir Provinsi Banten, Jawa Barat, dan Bali menjadi 3 provinsi yang tren kasusnya lebih tinggi dari Puncak Delta. Namun belum seperti kita diprediksi banyak orang, tiga atau empat kali lebih tinggi dari Delta,” tutupnya.
- Wacana Kenaikan Pajak Motor BBM, Jubir Luhut: Tidak Dalam Waktu Dekat
- Kabarkan Kondisi Membaik, Luhut Jawab Mengapa Akhirnya Dirawat di Singapura
- Haris Azhar Minta Maaf, Luhut Buka Peluang Damai