Okupansi Mulai Naik, PHRI Sumsel Prediksi Hunian Hotel Kembali Normal di 2023

Pengunjung memanfaatkan fasilitas kolam renang di Hotel Swarna Dwipa Palembang. (Ist/rmolsumsel.id)
Pengunjung memanfaatkan fasilitas kolam renang di Hotel Swarna Dwipa Palembang. (Ist/rmolsumsel.id)

Pelonggaran syarat perjalanan tak hanya berdampak pada peningkatan jumlah penumpang transportasi umum. Kebijakan ini juga mendorong naiknya okupansi hotel.


Sekretaris Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel, Jhon Johan Tisera mengatakan, peningkatan okupansi hotel di Palembang saat ini mencapai 70 persen.

“Sejak 28 Februari kemarin, okupansi hotel meningkat 60 - 70 persen. Apalagi sekarang sudah tidak ada lagi syarat Covid-19,” katanya, Sabtu (19/3).

Peningkatan okupansi tersebut didominasi oleh tamu yang menginap lebih dari dua hari, baik dari Kota Palembang maupun dari kabupaten/kota di Sumsel. Sedangkan untuk tamu dari luar Sumsel belum terlalu banyak.

Dikatakan Johan, sebelumnya rata-tata okupansi hotel di Palembang hanya berkisar 50 - 60 persen. Bahkan saat pandemi, tingkat hunian hotel di Palembang merosot hingga 30 persen.

“Pandemi tahun lalu yang terparah, sangat drop sekali. Okupansi hotel di kota Palembang hanya sekitar 30 - 35 persen,” terangnya.

Johan menyebutkan, pada peningkatan okupansi saat ini membuat kondisi hotel di Palembang berada pada high season. Namun menurut Johan kondisi saat ini belum bisa dikatakan normal.

Sebab, meski sudah lebih baik dari pandemi tahun lalu, tetapi belum kembali normal seperti tahun 2019.

“Kembali normal mungkin nanti di tahun 2023. Sekarang ini baru 60 persen dari kondisi normal. Artinya lebih baik saat pandemi lalu, tapi untuk kembali normal seperti tahun 2019 belum, masih jauh,” tukasnya.