PHRI Sumsel: Nasib Usaha Hotel Tergantung Kebijakan PPKM

Hotel Santika Paelmbang/net
Hotel Santika Paelmbang/net

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ternyata sangat menentukan pemulihan ekonomi masyarakat, termasuk bisnis perhotelan. 


Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Umum Perhimpunan Hotel Restoran dan Indonesia (PHRI) Sumsel, Jhon Johan Tisera. Dia mengatakan selama pengetatan kegiatan akibat PPKM cukup memukul pendapatan hotel.

"PPKM kan ada levelnya, jadi disaat kemarin kita level-4, angka okupansi serta pendapatan dari kita sangat menurun drastis," katanya ketika dihubungi, Minggu (20/3).

Johan menyebutkan, apabila nanti terjadi penurunan okupansi akibat kembalinya PPKM, pelaku usaha perhotelan tidak bisa berbuat apa-apa melainkan hanya mematuhi kebijakan pemerintah.

Menurutnya, kebijakan PPKM harus memperhatikan hal tersebut. Seperti tamu hotel yang melakukan pertemuan atau meeting, harus diperbolehkan tanpa aturan yang ketat. Sebab jumlah intesitas terjadinya perkumpulan tidak terlalu tinggi seperti acara besar atau pernikahan. 

"Mereka lebih mudah dikondisikan, kita cukup bicara dengan panitianya terkait persyaratan prokes, sudah selanjutnya itu aman," jelasnya.

Selain itu, selama masa pandemi, Johan mengatakan kendala terberat yang dihadapi pelaku usaha perhotelan yakni pengurangan karyawan dalam jumlah besar. "Gaji gak dibayar full. Cukup dibuat repot," terangnya.

Johan berharap agar pandemi Covid-19 cepat selesai. Sebab selain bisa meningkatkan angka okupansi serta pendapatan hotel, sektor ini juga cukup banyak menyerap tenaga kerja.