Muara Enim Kekurangan Tenaga Pengawas Sekolah Tingkat PAUD hingga SMP

Kadin Dikbud Muara Enim, Rusdi Khairullah.(Noviansyah/RMOLSumsel.id)
Kadin Dikbud Muara Enim, Rusdi Khairullah.(Noviansyah/RMOLSumsel.id)

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim menyiapkan sebanyak 15 calon pengawas dari guru penggerak untuk mengantisipasi kekurangan pengawas di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMP.


Saat ini, keberadaan pengawas sekolah tidak lagi sebagai pengendali administrasi namun sebagai pendamping bagi sekolah binaannya.

Kabupaten Muara Enim diketahui masih kekurangan jumlah tenaga pengawas untuk membina sekolah-sekolah yang ada, karena banyaknya tenaga pengawas yang pensiun tapi belum ada pengganti.

Korwil Pengawas tingkat SD Kecamatan Muara Enim, Trisia Marni mengatakan rekrutmen pengawas untuk saat ini ada di perubahan regulasi .

“Mereka yang jadi pengawas itu diambil dari guru penggerak, kemudian mereka mengikuti uji kompetensi, apabila lulus mereka berhak untuk jadi pengawas," katanya, Jumat (22/9).

Baru-baru ini, kata Trisia, sudah dilakukan uji kompetensi untuk pengawas tingkat SD. Hasilnya,  ada lima orang yang sudah mendapatkan sertifikat sebagai pengawas yang lulus dan direkrut dari guru penggerak.

Untuk idealnya, seorang pengawas itu membina 10 sekolah atau 60 orang gur sebagai syarat untuk mendapatkan tunjangan profesi yang sering disebut sertifikasi.

"Namun untuk saat ini, rata-rata pengawas di kecamatan Muara Enim memiliki binaan tidak kurang dari 100 orang guru,  untuk kecamatan Muara Enim idealnya dengan jumlah sekolah yang ada butuh 5 orang pengawas," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Muara Enim, Rusdi Khairullah mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa upaya, sebelumnya sudah ada 15 orang guru penggerak yang sudah lulus tes.

Tes tersebut, merupakan uji kompetensi sebagai pengawas di tingkat SD, SMP dan tingkat PAUD, semuanya siap untuk ditempatkan.

"Dengan begitu paling tidak ada 15 orang yang akan memperkuat pengawasan di tingkat sekolah baik itu di tingkat SD, SMP maupun PAUD," katanya.

Rusdi mengatakan, berdasarkan data yang ada, pihaknya mengakui bahwa saat ini jumlah pengawas tidak sebanding dan memang kekurangan tenaga untuk pengawas.

Banyak di antara pengawas sudah pensiun, namun kata dia, belum ada yang masuk untuk menggantikannya, sehingga kemarin dilakukan tes "Sudah ada 15 orang paling tidak bisa mengurangi kebutuhan tenaga pengawas, namun masih tetap belum cukup dalam artian masih kurang," katanya.

Dalam hal ini, pihaknya akan melihat peluang-peluang lain untuk menambah kekurangan itu, seperti formasi untuk pengangkatan pengawas dari guru penggerak. "Idealnya jumlah pengawas ini sesuai dengan penghitungan sekolah, berapa sekolah dan berapa pengawas, datanya sudah ada," pungkasnya.