Minat Masuk SMA di Sumsel Mulai Berkurang, Ini Penyebabnya

Gubernur Sumsel Herman Deru saat memantau pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Palembang. (ist/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel Herman Deru saat memantau pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Palembang. (ist/rmolsumsel.id)

Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai ditinggalkan siswa. Sebagian besar siswa di Sumsel saat ini lebih memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah siswa yang bersekolah di SMA maupun SMK di Sumsel.


“Sekarang peminat SMK sudah mengalami peningkatan tiap tahun, meski sekarang datanya masih 50-50 tidak menutup kemungkinan ditahun depan perbandingannya sebesar 60-40 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Pahlevi saat dibincangi usai acara penyerahan Rekor MURI Produk SMK se-Sumsel Terbanyak di Ballroom Hotel Swarna Dwipa, Jumat (26/11).

Dia mengatakan, kesempatan untuk langsung diserap di dunia kerja yang dimiliki lulusan menjadi penyebab tingginya minat bersekolah di SMK. Apalagi, banyak program yang dilakukan Kementerian guna menyelaraskan kurikulum dunia usaha dan dunia industri.

Link and match dengan dunia kerja membuat kesempatan lulusan SMK lebih berpeluang untuk langsung bekerja,” terangnya.

Riza mengharapkan, kepala SMK di Sumsel bisa terus berinovasi untuk memberikan kemampuan bagi siswanya. “Bekal 4G yang selalu saya ingatkan yakni gagasan, gerakkan, gaul dan memiliki program gila bisa terus diterapkan,” ucapnyas.

Kabid SMK Disdik Sumsel, Mondyaboni mengatakan, rekor MURI yang berhasil dipecahkan yakni pengumpulan karya siswa SMK dalam Pameran Inovasi beberapa waktu lalu. Menurutnya, jumlah yang dikumpulkan mencapai 500 karya.

“Sumsel memiliki 294 SMK. Kami minta mereka mencari inovasi sesuai dengan kekayaan dari alam sekitar atau daerah sesuai dengan jurusan mereka," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya menuturkan, inovasi yang diciptakan tidak hanya dipamerkan saja. Tapi juga harus memperhatikan nilai guna dan ekonomis yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan daerah.

“Saya berharap SMK di Sumsel nantinya juga bisa menciptakan produk yang memiliki nilai tambah untuk berbagai sektor dengan mencermati sumber daya yang ada di sini. Misal dengan membuat alat yang mempermudah petani sawit tanaman obat-obatan,” tandasnya.