Mengenal Sejarah Panjang Pahitnya Kopi Pagaralam 

Salah seorang peserta Fun Coffee Pagar Alam BN Coffee Roasting And Grainding. (Taufik/RmolSumsel.id)
Salah seorang peserta Fun Coffee Pagar Alam BN Coffee Roasting And Grainding. (Taufik/RmolSumsel.id)

Sebagai daerah penghasil kopi,sudah barang tentu kualitas biji dan cita rasa kopi asal kota Pagaralam di kaki gunung Dempo Sumatera Selatan ini tak kalah enak dengan produk serupa dari daerah lainnya di Indonesia.


Bahkan konon menurut cerita, kopi yang awalnya ditanam oleh perusahaan - perusahaan barat saat kota yang dikenal dengan nama Pagar Alam ini masih jadi wilayah kekuasan Belanda dari awal abad 19 hingga abad ke 20.

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor terbaik disamping hasil bumi lainnya semisal serbuk teh yang juga di tanam di kawasan lereng gunung Dempo oleh pengusaha barat lainya.

Setelah Indonesia merdeka,lahan perkebunan milik perusahaan - perusahaan barat ini kemudian banyak di ambil alih oleh masyarakat dan setelahnya tanaman musiman ini di kembangkan serta dibudidayakan sendiri oleh masyarakat lokal di kawasan lain sehingga kini jadi mata pencaharian utama mayoritas masyarakatnya.

Namun karena kurangnya sosialisasi serta publikasi tentang tanaman ini,hingga puluhan tahun masyarakat luar terutama para penikmat kopi tidak mengenal kopi asal Pagar Alam dan lebih tahu tentang kopi Lampung.Padahal mayoritas kopi Lampung asalnya dari kota Pagar Alam yang diperjual belikan ke pengepul besar di daerah tersebut sehingga nama kopi Pagar Alam pun akhirnya disebut kopi Lampung.

Agar cita rasa kopi Pagaralam bisa kembali lagi dikenal luas seperti pada abad 19 dan 20 lalu,berbagai event di ikuti oleh para pengusaha kopi lokal mulai event regional,nasional hingga internasional dan hasilnya beberapa produk kopi lokal Pagaralam berhasil masuk nominasi sebagai biji kopi dengan cita rasa terbaik.

Salah satunya yang baru memulai memasarkan produknya adalah Andriansyah yang ikut di festival Fun Coffee Pagar Alam yang disponsori oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan laksanakan di alun - alun utara kota Pagar Alam sejak Sabtu hingga Minggu ini.

BN Coffee Grainding dan Roasting milik Andriansyah ini menampilkan dua produk andalannya yakni BN Coffee Natural Proses serta BN Wine Coffee.

Dijelaskan Andriansyah dua produk kopinya ini berasal dari kebunnya sendiri di proses dengan alat yang ia miliki serta teknik pengolahan tertentu sehingga memiliki cita rasa unik dan saat ini telah menembus pasar luar pulau seperti Jawa dan Kalimantan.

Untuk varian BN Wine Coffee diceritakannya mempunyai cita rasa sangat unik sebab biji kopi melalui proses fermentasi sehingga bagi para penikmat kopi akan terasa sensasi alkohol saat meminumnya.

"Untuk kopi natural proses pelanggan saya banyak dari Jawa sementara untuk varian Wine banyak dari Kalimantan yang pesan,"ucapnya Minggu (9/7)

Andriansyah berharap dengan seringnya ajang kompetisi kopi lokal ini akan mengembalikan citra serta kejayaan kopi Pagar Alam yang otomatis akan meningkatkan taraf hidup para petani dan pengusaha kopi lokal.