Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri dijadwalkan akan memperoleh gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan), Jumat besok (11/6).
- DPR Minta Pemerintah Lobi Arab Saudi Hilangkan Syarat Vaksin Meningitis untuk Jamaah Umrah
- Anies Ingin Kades Diberi Keleluasaan dalam Mengelola Aparatur Desa
- Minta Evaluasi Inspektur Tambang, Pemprov Sumsel Bakal Surati Pusat, Kawali Ancam Aksi di Kementerian ESDM
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf mengaku heran. Pasalnya, pemberian gelar profesor kehormatan semestinya tidak ada, yang ada hanyalah doktor honoris causa.
"Gelar itu mencerdaskan pejabat, membodohi rakyat," katanya, Kamis (10/6).
Dia mengatakan mencerdaskan pejabat dikarenakan dengan seketika mereka (pejabat) mendapatkan gelar. Sementara, pemerintah menganggap masyarakat tidak tahu. "Jadi mereka mau membodohi rakyat," tegasnya.
Menurutnya, pemerintah yang seharusnya memberi gelar kepada rakyat, karena mampu bertahan dan berjuang hidup di tengah pandemi Covid-19. Bukan, justru kepada Megawati. Selain itu, rakyat sudah memberikan contoh dan pelajaran berharga bagaimana bisa bertahan hidup di tengah susahnya kehidupan saat ini.
"Ini sindiran dan satir saja. Sepantasnya rakyat yang mendapatkan gelar pahlawan bukan kepada para pejabat," tutupnya.
Untuk diketahui, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri akan menerima gelar Profesor Kehormatan (Gurubesar Tidak Tetap) dibidang Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan, Unhan.
- Bersiap Hadapi Pilkada Serentak 2024, Megawati Pimpin Konsolidasi PDIP
- Golkar Tunggu Rapimnas Putuskan Nasib Jokowi dan Gibran Setelah Didepak PDIP
- Diiringi Teriakan Dua Periode, Askolani Ambil Formulir Pendaftaran Bacabup Banyuasin