Mawardi Yahya Tepis Isu Pasangan Matahati Bubar di Tengah Jalan

Mawardi yahya dan Anita Noeringhati/ist
Mawardi yahya dan Anita Noeringhati/ist

Bakal pasangan calon gubernur (Bacagub) dan wakil gubernur (Bacawagub) Sumatera Selatan, Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati, yang dikenal dengan sebutan MATAHATI, diterpa isu tidak sedap terkait kemungkinan perpecahan di tengah jalan.


Isu ini muncul setelah elektabilitas keduanya belum menunjukkan peningkatan signifikan. Pasangan matahati yang baru saja dipasangkan kurang dari satu bulan, juga dikabarkan akan bubar karena ketatnya persaingan dalam perebutan tiket menuju Pilgub dari Partai Golkar. 

Selain Anita Noeringhati, Bupati OKU Selatan, Popo Ali, juga dikabarkan mencari rekomendasi dari Partai Golkar untuk maju dalam Pilgub Sumsel. Hanya saja, Popo Ali lebih santer akan berpasangan dengan Bupati PALI, Heri Amalindo, yang merupakan kader PDIP.

Menanggapi isu tersebut, Mawardi Yahya dengan tegas membantah kabar perpecahan tersebut. Dia menegaskan bahwa pasangan MATAHATI tetap solid dan akan terus maju bersama dalam Pilgub 2024.

"Kita jangan mudah terbawa isu-isu yang menyesatkan. Saya dan Bu Anita tetap lanjut dan saya tegaskan tetap berpasangan dengan Anita Noeringhati yang diusung Partai Gerindra dan Partai Golkar," kata Mawardi di sela-sela acara open house Idul Adha di kediamannya, Senin (17/6).

Mawardi menyatakan bahwa isu perpecahan ini sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang merasa terancam oleh kekuatan pasangan MATAHATI dalam kontestasi Pilgub 2024.

"Adanya isu itu justru saya berterima kasih dan ini membuktikan bahwa ada kekhawatiran dan dianggap saingan berat," tambahnya.

Sementara itu, pengamat politik Ade Indra Chaniago menilai persaingan kader untuk berebut restu partai agar dapat diusung merupakan hal yang wajar dalam kontestasi pilkada. Menurutnya, partai politik memiliki mekanisme tersendiri dalam menentukan calon yang bakal diusung.

"Golkar itu banyak kader yang potensial untuk diusung dan partau punya mekanisme tersendiri untuk menentukan. Tentunya siapa yang terbaik dan berpotensi besar untuk menang. Karena partai akan lebih nyaman ketika kader mereka dapat memenangkan kontestasi ketimbang hanya menjadi penonton saja," ujarnya.

Ade Indra menilai bahwa dari segi popularitas, Anita Noeringhati lebih unggul dibandingkan Popo Ali. Anita, yang merupakan keturunan Jawa, memiliki peluang besar untuk meraih dukungan dari pemilih tradisional.

"Prediksi saya Anita yang bakal diusung Golkar. Karena dia lebih populer, kita semua tahu bahwa budaya masyarakat dari suku Jawa sangat patron-klien kepada sesepuh atau pinisepuh mereka. Bayangkan potensi Anita kalau kita bicara pendekatan untuk pemilih tradisional yang bisa dipengaruhi untuk memilih beliau," pungkasnya.