Mawardi Pilih Datangkan SFC untuk Hibur Masyarakat Ketimbang Blusukan Pakai Helikopter

Bacagub Sumsel, Mawardi Yahya saat menggelar press conference.  (dudi oskandar/rmolsumsel.id)
Bacagub Sumsel, Mawardi Yahya saat menggelar press conference. (dudi oskandar/rmolsumsel.id)

Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Sumsel, Mawardi Yahya turut memberikan komentar soal lawan politiknya Herman Deru yang melakukan kunjungan ke sejumlah daerah menggunakan helikopter. 


Mantan Wakil Gubernur Sumsel ini menuturkan, dirinya lebih memilih untuk menggelar acara sosialisasi dengan tujuan menghibur masyarakat banyak seperti Reuni Legend Sriwijaya FC beberapa waktu lalu ketimbang menghabiskan uang banyak untuk menyewa helikopter. 

Blusukan ke masyarakat menggunakan kendaraan darat menurutnya lebih baik karena dirinya bisa merasakan langsung kondisi yang dialami masyarakat. 

"Sewa Helikopter itu lebih kurang Rp50 juta per hari, kalau sebulan Rp1,5 miliar, justru mendatangkan SFC lebih dari itu. Tapi ini menunjukkan kebersamaan yang ingin kami bangun dengan masyarakat. Lebih baik lewat jalan-jalan, jadi kita bisa merasakan kondisi masyarakat," kata Mawardi saat dibincangi, Senin (1/7). 

Dia mengatakan, penggunaan helikopter ibarat mengejar setoran kunjungan ke masyarakat. Namun, kebersamaan dengan masyarakat tidak bisa berlangsung lama. "Akhirnya pidato lima menit lalu naik lagi (helikopter). Saya tidak ingin begitu," terangnya. 

Bahkan, politisi Partai Gerindra itu pun mengaku mampu saja untuk menyewa helikopter. Tetapi, tidak ingin dilakukannya. Menurutnya, kepemimpinan harus dirasakan oleh masyarakat, termasuk dalam hal menghadapi kesulitan di lapangan.

"Saya kira masyarakat kita, paham itu. Bukan saya tidak mampu, mohon maaf. Kalau kita pakai saja dua kali seminggu berarti enam kali, enam kali berarti satu bulan Rp 1 miliar, enam kali Rp 6 miliar, Mawardi masih ada duit itu, Insya Allah," tandasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel, Herman Deru dan Cik Ujang (HDCU) mendapat sorotan dari sejumlah aktivis anti korupsi di Sumsel.

Hal ini tak terlepas ketika dalam lawatannya ke Muara Enim pada Kamis (27/6), Herman Deru datang menggunakan helikopter bertuliskan Menyala Abangku. Helikopter tersebut mendarat di Lapangan Merdeka, Muara Enim sekitar pukul 10.00 WIB.

Herman Deru yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam langsung disambut pasangannya, Cik Ujang beserta tim pemenangan yang sudah menunggu. Mereka pun langsung bertolak menuju lokasi peresmian posko pemenangan di Bumi Serasan Sekundang.  

Ketua Ketua BPI KPNPA RI Sumsel Feriyandi mempertanyakan sumber dana yang digunakan Herman Deru untuk menyewa helikopter tersebut. Hal ini sejalan dengan pertanyaan yang belum terungkap mengenai asal-usul harta Herman Deru yang meningkat signifikan semasa menjabat Gubernur Sumsel. 

Melansir Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negera (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi, kenaikan harta kekayaan Herman Deru dari 2021 ke 2022, mencapai 268.87 persen. Pada 2021 total harta kekayaannya mencapai Rp40.428.670.919, lalu meningkat hingga mencapai Rp149.129.100.760 atau ada kenaikan Rp108.700.429.841 pada akhir 2022.

"Kami sejak dulu menuntut harus ada transparansi, termasuk kali ini dalam penggunaan dana kampanye karena cara ini tidak lazim, karena biaya menyewa helikopter itu tidak murah. Apalagi di tengah kondisi masyarakat yang sedang sulit," kata Feri.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Eksekutif Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) Rahmat Sandi, menurutnya cara kampanye Herman Deru menggunakan helikopter ke sejumlah daerah menjadi anomali ketika saat masih menjabat Gubernur Sumsel.

"Anomali menurut saya karena sebelum menjadi Gubernur, seolah tidak mau menggunakan Helikopter. Tapi saat menjadi Gubernur dan tidak menjabat saat ini justru bisa naik kendaraan yang biaya sewanya fantastis. Ini yang harus dijelaskan dari mana asal muasalnya," tegasnya.