Meskipun dunia pertanian telah mengalami modernisasi yang signifikan, masyarakat di tiga desa di Kabupaten Muratara, yaitu Desa Pauh, Pauh I, dan Desa Batu Kucing, tetap teguh dalam mempertahankan tradisi menuai padi.
- Gubernur Sumsel Buka Pestival Danau Rayo 2023 dengan Sedekah Ramo 1200 Nasi Tumpeng
- Ketua DPRD Muratara Dukung Pemekaran Provinsi Sumselbar
- Masih Gelap Gulita, Warga Kelurahan Rupit Minta Pemda Segera Bangun Lampu Jalan
Baca Juga
Metode ini telah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang mereka dan masih terus dijunjung tinggi hingga saat ini.
Salah satu warga Desa Pauh I, Kasuma (45), menjelaskan bahwa mereka secara tradisional melakukan panen padi dengan cara menuai, bukan dengan sabit atau mesin modern.
Menurutnya, ini adalah bentuk penghormatan terhadap budaya nenek moyang mereka yang telah berlangsung selama berabad-abad.
"Kami di sini masih memegang teguh sistem menuai padi dan tidak mengadopsi teknologi modern seperti sabit atau mesin," ungkapn Kasuma, Selasa (3/10).
Dalam proses panen padi, petani di tiga desa ini sering saling tolong-menolong, atau dalam istilah mereka, saling mengambil hari.
"Artinya, mereka bekerja bersama tanpa memikirkan bayaran. Jika ada uang, kita mungkin membayar seseorang untuk menuai padi, tetapi biasanya kita melakukan kerja sama gotong-royong," jelas Kasuma.
Selain itu, padi yang mereka panen tidak selalu langsung diolah menjadi beras. Sebagian padi disimpan terlebih dahulu untuk kebutuhan masa depan. "Kami menggiling padi sesuai dengan kebutuhan, sementara padi yang lain disimpan," tambahnya.
Bakri (49), warga Desa Batu Kucing, mengungkapkan bahwa meskipun mesin atau sabit mungkin lebih cepat dalam panen padi, dia dan masyarakat setempat masih memilih menuai padi karena dianggap lebih efisien.
Metode tradisional ini juga memungkinkan mereka untuk meninggalkan padi yang belum matang tanpa merusaknya.
"Kami tetap menggunakan cara menuai untuk memanen padi karena kami telah terbiasa dengannya dan ini adalah tradisi nenek moyang kami sejak dahulu," ujarnya. (art).
- Bupati PALI Beri ‘PR’ Dinas Pertanian, Tingkatkan Produktivitas Sawah Jadi Tiga Kali Panen
- Petani di Lubuklinggau Terpaksa Panen Dini Akibat Angin Kencang
- Petani Padi di Lubuklinggau Optimis Sambut Panen Meski Khawatir Musim Hujan