Mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Gelar Nobar Film Dokumenter Pertempuran Lima Hari Lima Malam

Mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah gelombang 2 tahun 2023, menggelar pemutaran film dokumenter “Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang/Foto: Dusi Oskandar
Mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah gelombang 2 tahun 2023, menggelar pemutaran film dokumenter “Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang/Foto: Dusi Oskandar

Dalam rangka menyelesaikan tugas projek kepemimpinan dan memperingati momen bersejarah bangsa, mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah gelombang 2 tahun 2023, menggelar pemutaran film dokumenter dan nonton bersama (nobar) film bertajuk “Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang”.


Acara tersebut berlangsung pada Sabtu malam, 18 Agustus 2024, di Utopia Collaboration Space, Palembang. Selain terbuka untuk umum dan gratis, acara ini juga mendapatkan antusiasme luar biasa dengan kehadiran penonton dari berbagai kalangan. 

Film dokumenter ini diproduksi dengan riset mendalam dan kolaborasi antara mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah, sejarawan, dan dosen pendidikan sejarah FKIP Unsri.

Film dokumenter tersebut menampilkan rekaman sejarah dan wawancara dengan para narasumber, termasuk Drs. Syafruddin Yusuf, M.Pd., Ph.D, Prof. Drs. Sukardi, M.Pd, serta Anny Murdayani dari Dinas Kearsipan Provinsi Sumsel, dan perwakilan dari Museum A.K. Gani. 

Film ini menggambarkan semangat juang dan kesatuan rakyat Palembang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan tentara Belanda pada peristiwa Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi dari 1 hingga 5 Januari 1947.

Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang melibatkan sejarawan lokal, komunitas sejarah, mahasiswa, dan masyarakat umum. Diskusi ini bertujuan membahas konteks sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam serta relevansi perjuangan tersebut dalam semangat kemerdekaan saat ini.

Ketua pelaksana dan sutradara film dokumenter, Rillo Abyudaya, menyampaikan bahwa salah satu topik menarik dalam diskusi adalah kritik terhadap informasi yang terdapat di Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). 

"Monumen ini seharusnya menjadi sumber informasi yang akurat. Jika informasi yang disajikan salah atau menyimpang, hal ini bisa mempengaruhi pemahaman masyarakat, terutama generasi muda, tentang peristiwa penting ini," ujarnya.

Rillo juga berharap bahwa melalui pemutaran film dokumenter ini, generasi muda dan masyarakat umum dapat lebih memahami perjuangan para pahlawan lokal dan menghargai pengorbanan mereka dalam mempertahankan kemerdekaan. 

"Kami berupaya menjaga semangat perjuangan tetap hidup melalui acara ini," pungkasnya.