Kunjungi Situs Cagar Budaya, Siswa Diktukbasus TNI AD Kenali Kekayaan Sejarah di Lahat

Komandan Secaba Rindam II/Sriwijaya Letkol Inf AR. Adriansyah, D.P., S.H untuk mengajak siswa Diktukbasus TNI AD TA 2024 mengunjungi kawasan Benteng/ist
Komandan Secaba Rindam II/Sriwijaya Letkol Inf AR. Adriansyah, D.P., S.H untuk mengajak siswa Diktukbasus TNI AD TA 2024 mengunjungi kawasan Benteng/ist

Kabupaten Lahat, yang terkenal dengan kekayaan budayanya berupa situs megalitik dan bangunan cagar budaya lainnya, menjadi tujuan widya wisata bagi siswa Diktukbasus TNI AD TA 2024. 


Kegiatan ini diadakan oleh Komandan Secaba Rindam II/Sriwijaya, Letkol Inf AR. Adriansyah, D.P., S.H, sebagai bagian dari pendidikan bagi para siswa sebelum mereka menyelesaikan pelatihan di Dodik Secaba Rindam II/Sriwijaya.

“Saya sengaja membawa siswa Diktukbasus untuk widya wisata di Lahat agar mereka juga mengenal wisata budaya yang ada di sini selama masa pendidikan,” ujar Letkol Inf AR Adriansyah, Jum'at (24/8).

Para siswa yang berasal dari berbagai daerah di wilayah Kodam II/Sriwijaya ini sangat antusias mengikuti kunjungan ke kawasan Benteng, yang terletak di tepi Sungai Lematang dan sering disebut Tepian Benteng. 

Kawasan ini memiliki nilai sejarah penting, terutama di masa perang kemerdekaan, ketika dijadikan lokasi perundingan antara Indonesia dan Belanda setelah Perjanjian Renville.

Mario Andramartik, seorang penggiat sejarah Lahat, menjelaskan bahwa perundingan tersebut dilakukan pada tanggal 27 Januari 1948, dengan delegasi Indonesia dipimpin oleh Kolonel Simbolon dan delegasi Belanda dipimpin oleh Kolonel F. Mollinger. 

"Lokasi perundingan tepat berada di tepi Sungai Lematang, di depan Kantor Bupati kala itu," jelas Mario.

Selain itu, kawasan Benteng juga memiliki sejarah sebagai pusat pemerintahan pada masa Hindia Belanda, menjadi kantor dan rumah dinas Asisten Residen Palembang Dataran Tinggi. Setelah kemerdekaan, hingga tahun 1985, kawasan ini tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Lahat sebelum akhirnya pindah ke Kelurahan Bandar Jaya.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat, Syaihul Azhari, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan widya wisata ini. 

“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mengenalkan kekayaan budaya dan sejarah Lahat kepada generasi muda, terutama para siswa Diktukbasus. Ini adalah kunjungan kedua, setelah sebelumnya mengunjungi situs megalitik Tinggihari,” kata Syaihul.