Longsoran Sampah TPA Sukawinatan Palembang Timbun Pekarangan Rumah dan Lahan Pertanian Warga

Longsoran sampah TPA Sukawinatan yang menimbun aliran Suangai Sedapat II di Kelurahan Sukajaya Palembang. (hummaidy kenny/rmolsumsel.id)
Longsoran sampah TPA Sukawinatan yang menimbun aliran Suangai Sedapat II di Kelurahan Sukajaya Palembang. (hummaidy kenny/rmolsumsel.id)

Tumpukan gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang menimbulkan masalah baru bagi warga, di Jalan Sungai Sedapat II, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami Palembang. Pasalnya, ribuan kubik meter sampah yang menggunung kerap longsor hingga masuk ke tanah warga yang berbatasan dengan TPA.


Terlebih lagi di musim penghujan, longsoran sampah itu juga menghambat aliran sungai sedapat yang mengakibatkan banjir lantaran menyumbat aliran air. Menurut Arifin salah satu warga di RT 41 kelurahan Sukajaya mengatakan longsoran sampah mulai masuk ke tanah miliknya sejak dua tahun terakhir.

"Dulu sampah belum sampai masuk ketanah saya ada pembatasnya sungai tapi sekarang tumpukan sampah itu longsor sampai menutupi sungai dan masuk ketanah saya. Tumpukan sampah itu mulai longsor sekitar dua tahun lalu setiap hujan turun pasti longsor," katanya kepada wartawan, Selasa (28/12).

Lebih lanjut kondisi ini semakin parah pekerja operator alat berat bukannya menghentikan aktivitasnya justru terus mendorong tumpukan sampah kearah tanah miliknya sehingga sampah masuk ketanahnya. Bahkan dia menilai, tumpukan sampah yang masuk ke tanah arealnya sudah mencapai sekitar ribuan meter.

"Padahal di bagian utara sana itu masih ada tempat, tapi kenapa harus menggeser ke tempat tanah warga. Sekarang ini, pihak TPA membuat parit dan parit yang dibuat mereka itu ditanah saya. Saya tidak masalah kalau masuk ke tanah saya semeter atau dua meter ini sudah mencapai ribuan meter," kata dia.

"Saya minta, pemerintah kota Palembang harus segera menyelesaikan persoalan ini jangan sampai berlarut larut," tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan Amin, petani sayur yang tidak jauh dari kawasan TPA Sukawinatan. Dia mengatakan, sudah bercocok tanam jagung dan kangkung sejak tahun 2007 lalu. Namun lantaran tumpukan sampah yang sampai menggunung dirinya tak bisa lagi memanfaatkan lahan karena longsoran sampah sudah mengotori lahannya.

"Sekarang ini tidak bisa lagi saya mau tanam sayur, dulu meskipun dekat dengan TPA tapi kan ada pembatasnya. Jadi, kebun yang biasa saya tanami tetap terjaga dan air di sungai itu juga masih layak untuk menyiram tanaman," jelasnya.

Dia pun berharap pemerintah kota Palembang bisa menyelesaikan permasalahan ini, menurutnya tumpukan sampah yang sudah merembet ke tanah warga bukan hanya merusak lingkungan namun juga mematikan mata pencariannya sebagai petani.

"Kita minta pemerintah itu carikan solusi jangan didiamkan saja, sekarang ini sampah ini sudah luar biasa masuk ke tanah warga. Kami ini tak bisa lagi bercocok tanam, jelas otomatis hilanglah penghasilan dari jualan sayur yang sudah jalani sejak tahun 2007," pungkasnya.