Kurangi Impor LPG, Gas Alam Jadi Solusi?

Ilustrasi jargas. (Handout)
Ilustrasi jargas. (Handout)

Perusahaan Gas Negara (PGN) saat ini terus mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan gas alam agar dapat mengurangi impor LPG yang terus membengkak.


Untuk diketahui,Direktur Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji sebelumnya menyebut bahwa saat ini kebutuhan LPG di dalam negeri mencapai 8 juta ton per tahun. 

Sedangkan Indonesia hanya bisa memasok secara domestik sebesar 1,2 juta ton per tahun. Sehingga, sebanyak 6,7 juta ton LPG per tahun masih diimpor.

“Cara mengurangi impor LPG dengan dengan menambahkan penggunaan gas bumi dalam energi, termasuk rumah tangga dan industrial. Dukungan pemerintah kami harapkan untuk membangun jargas lebih banyak,” kata Komisaris Utama PGN, Amien Sunaryadi, 

Dalam sesi Energy & Economic Outlook Gas Fest 2024, Senin (27/5).

Head of Oil and Gas Commercialization Division SKK Migas Rayendra Siddik menambahkan, dukungan PGN untuk mengurangi impor LPG sangat dibutuhkan, agar pasar gas bumi dapat terserap lebih banyak.

“Setelah infrastruktur gas bumi tersedia, PGN bisa membawa gas bumi dari Jawa Timur ke Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas. Peran PGN juga diperlukan dalam percepatan infra WNTS-Pemping untuk membawa gas dari Natuna ke pasar domestik,” ujar Rayendra.

Peran gas juga menjadi tantangan bagi Pertamina di masa transisi sekaligus mengisi strategi low carbon Pertamina. Beberapa pembangkit di refinery atau upstream dicanakan akan menggunakan gas, sehingga PGN punya peran utama untuk ketersediaan gasnya. 

Support dari berbagai pihak menambah masukan yang berarti bagi PGN. Apalagi untuk dalam antisipasi perkembangan makro dan global terkait energi fosil utamanya gas di masa transisi saat ini.

“Untuk itu, kami berkomitmen untuk menyambungkan infrastruktur. Wilayah timur sama sekali tidak ada pipeline, sehingga harus ada model lain yakni beyond pipeline. PGN akan senantiasa menjalankan penyaluran gas dan menjaga reability,” sambut Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko. 

PGN juga memang melihat dalam konteks infrastruktur gas bumi di Indonesia bagian Timur, diperlukan logistik scheming yang lebih. Salah satunya dengan shipping untuk bisa bergerak mendukung transisi energi yang lebih sustain, apalagi Indonesia kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Peluang pemanfaatan gas bumi di masa transisi akan PGN ambil dengan integrasi infrastruktur eksisting agar semakin berkembang. Dengan integrasi akan dapat memenuhi kebutuhan demand-demand di kota-kota baru, kawasan-kawasan industri, transportasi melalui CNG dan transportasi laut. [CM]