Korea Utara (Korut) menolak keras pernyataan yang menuduh Pyongyang memasok senjata ke Rusia untuk membantu melawan Ukraina.
- Korea Utara Dianggap Unggulan, Nova Arianto Tekankan Kekuatan Mental Garuda Muda
- Trump Ingin Bangun Kembali Hubungan dengan Kim Jong Un
- Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut
Baca Juga
Yonhap pada Jumat (23/12) mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut tersebut.
"Laporan palsu asing bahwa DPRK menawarkan amunisi ke Rusia adalah pengalih perhatian yang paling tidak masuk akal, yang tidak layak untuk dikomentari atau ditafsirkan," tulis Yonhap yang mengutip seorang juru bicara kementerian, yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah KCNA.
Rusia juga telah berkali-kali menekankan bahwa angkatan bersenjatanya tidak perlu membeli senjata dari luar negeri, baik dari Iran maupun dari Korut, untuk operasi militer khusus di Ukraina. Rusia menekankan bahwa industri pertahanan negara itu masih sanggup mengatasi tugasnya.
Amerika Serikat pada Kamis (22/12) menuduh Korut menjual senjata ke perusahaan militer swasta Rusia yang dikenal sebagai Grup Wagner untuk digunakan di Ukraina.
John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan AS memiliki informasi bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Wagner, yang membayar peralatan tersebut. Pengiriman itu antara lain meliputi roket infanteri dan rudal.
Washington tidak memerinci berapa jumlah material yang dikirim Korut ke Wagner tetapi pengiriman tersebut akan mengubah dinamika medan perang di Ukraina. Ada kekhawatiran bahwa Korut berencana untuk mengirimkan lebih banyak peralatan militer.
Pengiriman senjata Korea Utara jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, kata Kirby. Ia mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan semua kesepakatan tersebut.
Kirby mengatakan bahwa AS, bersama sekutu dan mitranya, akan mengangkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.
- Korea Utara Dianggap Unggulan, Nova Arianto Tekankan Kekuatan Mental Garuda Muda
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi
- Trump Ingin Bangun Kembali Hubungan dengan Kim Jong Un