Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan keinginannya untuk membangun kembali hubungan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Dalam konferensi pers pada Jumat, 7 Februari 2025, Trump menyoroti pentingnya keterlibatan diplomatik dengan Korea Utara.
- Kaleidoskop Juni 2024: Dari Pencabulan Pelatih Tari hingga Terancamnya Peninggalan Goa Jepang
- Begini Tips Aman Mudik Lebaran Lewat Tol
- Arab Saudi Eksekusi Mati 330 Orang Tahun Ini, Jumlah Tertinggi dalam Beberapa Dekade
Baca Juga
“Kita akan memiliki hubungan dengan Korea Utara dan Kim Jong Un,” kata Trump, seperti dilaporkan RT pada Sabtu, 8 Februari 2025.
Trump juga menambahkan bahwa kemenangannya dalam pemilihan umum 2016 membantu mencegah potensi konflik antara AS dan Korea Utara. "Jika saya tidak memenangkan pemilihan tersebut, Anda akan berakhir dalam situasi yang sangat buruk. Namun, saya menang, dan kami memiliki hubungan yang baik," ujarnya.
Selama masa jabatannya, Trump bertemu dengan Kim Jong Un sebanyak tiga kali antara tahun 2018 dan 2019. Meskipun pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan konkret soal denuklirisasi, Trump menekankan bahwa kemampuannya untuk berinteraksi dengan Kim membawa manfaat bagi stabilitas global. "Saya pikir itu merupakan aset yang sangat besar bagi semua orang," tambahnya.
Trump juga mencatat bahwa pendekatan diplomatiknya dihargai oleh negara-negara lain, terutama Jepang, yang merasa terbantu oleh hubungan yang ia bangun dengan Korea Utara.
Namun, meskipun Trump menginginkan diplomasi yang lebih lanjut, hubungan antara AS dan Korea Utara tetap kompleks. Beberapa hari menjelang pelantikannya pada 20 Januari 2025, Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek, yang memicu spekulasi bahwa Kim ingin menyampaikan pesan kepada Trump.
Selain itu, Kim Jong Un telah memperlihatkan sikap yang lebih keras terhadap sekutu AS, Korea Selatan, dengan menyebutnya sebagai "musuh permanen" dan semakin memperkuat hubungan dengan Rusia. Kim juga menandatangani pakta pertahanan dengan Rusia dan mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu perang Presiden Vladimir Putin melawan Ukraina.
- Korea Utara Dianggap Unggulan, Nova Arianto Tekankan Kekuatan Mental Garuda Muda
- Trump Mendadak Tunda Penerapan Tarif 90 Hari, China Justru Diganjar 125 Persen
- Ini 5 Kripto yang Disetujui Trump sebagai Cadangan Strategis AS