Usaha dandang atau alat memasak tradisional kini banyak ditinggal pengrajinnya dengan menekuni usaha lain lantaran sudah mulai sepi pembeli.
- Kenaikan Harga Karet Bantu Tingkatkan Pendapatan Petani di OKI
- Hari Pencoblosan, Kawasan Pasar Tebing Tinggi dan Pulo Mas Terpantau Sepi
- Sopir Truk yang Tabrak Ayah Polisi di Lubuklinggau Ditetapkan Tersangka
Baca Juga
Salah satunya di Jalan Teladan, RT 1, Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Daerah ini tadinya dikenal sebagai kampung pengrajin dandang.
"Sudah banyak yang mundur pengrajinnya disini, sudah banyak yang habis," kata Ruslan, salah satu perajin dandang di kota Lubuklinggau, Minggu (15/9).
Dijelaskan, perkembangan zaman saat ini banyak masyarakat perkotaan maupun di desa yang sudah mulai menggunakan alat memasak atau mengukus pakai listrik seperti rice cooker. Sehingga alat tersebut lebih simpel penggunaannya ketimbang dandang.
"Waktu tahun 2010 lalu hampir ada 14 orang pengrajin dandang disini, sekarang tinggal 4 sampai 5 orang saja," ujarnya.
Selain itu menurut Ruslan, banyaknya perajin yang mundur juga dikarenakan mahalnya bahan alumunium untuk membuat dandang. Sehingga perputaran ekonomi dari usaha ini tidak sesuai, ditambah lagi pembeli mulai sepi.
Ruslan mengaku, dirinya sudah menjadi perajin dandang sejak tahun 1997 hingga dengan sekarang. Pasaran dandang yang dibuatnya ia mengatakan sampai ke luar kita seperti ke Padang, Pekanbaru dan Palembang.
"Kalau untuk pemasaran ada yang datang langsung kesini untuk memesan. Kita juga ada yang mengisi di toko-toko di Lubuklinggau," ungkapnya.
Lebih lanjut, dandang yang dibuat Ruslan untuk ukurannya bermacam-macam. Mulai dandang ukuran 10 kg, 20 kg, 5 kg dan bahkan 3 kg.
"Dandang ini bisa dipakai untuk memasak air, nasi, bakso, model dan mengukus," timpalnya.
Sementara untuk harga dandang yang ukuran 10 kg , Ruslan menjualnya Rp 125 ribu. Sedangkan dandang ukuran 20 kg harganya Rp 240 ribu dan 25 kg dijual Rp 275 ribu.
"Sekarang ini saya mengalir saja meski pembeli sudah mulai sepi. Sehari masih ada yang pesan 2 sampai 4 dandang. Kalau dulu kan beda tidak seperti yang sekarang ini. Sekarang ini kalau untuk wilayah kota sudah mulai susah, paling pemasaran masuk ke kampung-kampung," pungkasnya.
- Polisi Tangkap Empat Pengedar Ekstasi di Lubuklinggau, Dua Pelaku Masih di Bawah Umur
- Keponakan Jadi Dalang Pencurian 100 Gram Emas Milik IRT di Lubuklinggau, Kasus Berujung Restorative Justice
- Pria Penyandang Disabilitas Rudapaksa Anak 11 Tahun di Lubuklinggau, Begini Modusnya