Kesaksian Warga Desa Benuang PALI saat Peristiwa Kebocoran Pipa Pertamina, Ada Ledakan Disertai Semburan Minyak Hingga 20 Meter

Penanganan kebocoran pipa Pertamina di Desa Benuang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI. (ist/rmolsumsel.id)
Penanganan kebocoran pipa Pertamina di Desa Benuang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI. (ist/rmolsumsel.id)

Bantahan pihak Pertamina terkait ledakan kebocoran pipa minyak di Desa Benuang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) berbanding terbalik dengan kesaksian warga. 


Menurut kesaksian sejumlah warga Desa Benuang yang tinggal di sekitar lokasi ledakan, saat kejadian terdengar bunyi ledakan cukup keras disertai dengan semburan minyak hingga ketinggian 20 meter. 

Tesi (35), warga Dusun 2 Desa Benuang yang rumahnya hanya beberapa meter dari titik kejadian menyebutkan, kejadian tersebut pada pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB. Kondisi kampung saat itu belum terlalu ramai. Namun, ketika bunyi ledakan itu terjadi, hampir seluruh warga mendengar. Sehingga mereka pun masih sempat mengungsi. 

"Lihat saja bekas ledakannya yang mencapai ketinggian 20 meter lebih, dan bekas semburan masih terlihat pada daun pepohonan di dekat pipa itu," kata Tasi sembari menunjukkan titik semburan, Sabtu (13/1).

Menurutnya, kebocoran pipa tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak, Jumat (12/1) sore. Sebab, tercium bau minyak yang cukup menyengat di sekitar desa. Tim dari Pertamina pun sebenarnya sudah datang. Tetapi, hingga tengah malam, belum ada penanganan. 

"Seharusnya pihak Pertamina mengantisipasi kejadian tersebut dengan menutup terlebih dahulu saluran minyak ke pipa itu, bukannya setelah kejadian baru sibuk," ucapnya dengan nada kesal.

Akibat kejadian itu, Tesi meminta pihak Pertamina bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh warga. "Pipa itu di dalam tanah, penyebab awal bocornya pipa itu diduga akibat keropos atau korosi. Untuk itu, pihak Pertamina harus bertanggung jawab penuh atas kerugian warga," tegasnya. 

Tesi mengatakan, dampak dari kebocoran itu tidak hanya ke lingkungan pemukiman di sekitar ledakan saja. Tetapi, hampir seluruh warga Desa Benuang. "Minyak mentah akibat ledakan itu mengalir hingga ke sungai dan masuk pekarangan rumah juga kebun warga bahkan ada yang mencemari sumur," pungkasnya.

Sebelumnya, Head of Comrel & CID Zona 4, Tuti Dwi Patmayanti, mengatakan PEP Adera Field telah berupaya maksimal agar proses pembersihan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. "Berkat respon cepat dari Tim HSSE PEP Adera Field, kebocoran tidak menyebar dan proses pembersihan dapat segera dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku," ujar Tuti.

Terkait informasi mengenai adanya ledakan pada insiden tersebut, Tuti memastikan berita tersebut tidak benar. "Tidak benar ada ledakan seperti yang diberitakan, hanya kebocoran saja," tegas Tuti.

Untuk diketahui, pipa penyalur minyak yang menghubungan Stasiun Pengumpul (SP) Benuang dan Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Pengabuan di Desa Benuang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI mengalami kebocoran pada, Sabtu (13/1/2024). 

Kebocoran diketahui pada pukul 00.43 WIB oleh operator yang sedang melakukan kegiatan monitoring sumur. Operator tersebut segera menghubungi personil yang bertugas di SP benuang untuk menghentikan pemompaan. Selanjutnya Tim Health Safety Security Environment (HSSE) PEP Adera Field langsung ke lokasi dan memasang snake boom untuk mengisolasi kebocoran, menyedot cairan yang keluar dengan menggunakan vacuum truck, serta melakukan pembersihan di lokasi kebocoran. Sementara itu, Tim Comrel & CID PEP Adera Field segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan melakukan pendataan warga yang terdampak. 

PEP Adera Field merupakan salah satu lapangan migas yang beroperasi dalam wilayah kerja Subholding Upstream Regional Sumatera Zona 4. Produksi minyak PEP Adera Field pada Januari 2024 sebesar 2.211 barel minyak per hari/BOPD dan gas sebesar 10,07 juta standar kaki kubik per hari/MMSCFD.