Kenali Gejala Kanker Tulang yang Rentan Menyerang Anak

Kanker tulang rentan menyerang anak-anak usia 10 - 20 tahun. (Halodoc/rmolsumsel.id)
Kanker tulang rentan menyerang anak-anak usia 10 - 20 tahun. (Halodoc/rmolsumsel.id)

Anak berusia 10 – 20 tahun paling rentan terserang kanker tulang atau osteosarkoma. Penyakit ini perlu penanganan segera sebelum menyebar ke bagian tubuh lain.


Dari beberapa kasus, kanker tulang dapat menyebar ke paru-paru atau tulang lainnya jika pengobatan tidak segera dilakukan. Untuk melokalisir kanker tulang dan penanganan segera, sebaiknya ketahui gejala kanker tulang.

Dikutip dari Halodoc, gejala osteosarkoma yang paling umum adalah rasa sakit dan bengkak di kaki atau lengan. Ini paling sering terjadi di pada tulang yang panjang, seperti di atas atau di bawah lutut atau di lengan atas dekat bahu. Kemudian, munculnya rasa nyeri yang memburuk saat beraktivitas atau pada malam hari juga menyertai gejala osteosarkoma.

Pada osteosarkoma tungkai, seorang anak juga dapat mengalami pincang yang tidak dapat dijelaskan. Dalam beberapa kasus, tanda pertama penyakit ini adalah lengan atau kaki patah, yang terjadi karena kanker telah melemahkan tulang dan membuatnya rentan terhadap patah.

Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah:

  • Kaku atau nyeri tekan di lokasi kanker.
  • Nyeri semakin memburuk dari waktu ke waktu dan menyebar di luar lokasi kanker.
  • Rasa sakit yang parah hingga membangunkan anak dari tidur nyenyak.
  • Penurunan keterampilan motorik; termasuk kesulitan berjalan atau pincang.
  • Tulang lemah, yang dapat menyebabkan patah tulang.
  • Penurunan berat badan.

Sebagian besar penyebab kanker tulang tidak diketahui secara pasti dan muncul secara acak. Namun, anak-anak yang mewarisi salah satu sindrom kanker langka lebih berisiko terkena osteosarkoma. Sindrom ini termasuk retinoblastoma dan sindrom Li-Fraumeni.

Anak-anak yang telah menerima perawatan radiasi untuk kanker sebelumnya juga berisiko lebih tinggi terkena osteosarkoma. Pengidap Paget’s disease, yaitu penyakit langka yang memengaruhi tulang juga berisiko mengidap osteosarkoma.

Untuk mendiagnosis kanker tulang, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik, bertanya seputar riwayat medis dan melakukan rontgen untuk mendeteksi adanya perubahan dalam struktur tulang. Selain rontgen, dokter akan melakukan CT-Scan atau MRI untuk menemukan area terbaik dalam mengambil biopsi dan menunjukkan apakah osteosarkoma telah menyebar ke area lainnya.

Biopsi dapat dilakukan dengan memotong atau mengiris sepotong kecil jaringan atau dengan mengambil sampel jaringan dengan jarum dan spuit. Dalam biopsi jarum, dokter menggunakan jarum berongga panjang untuk mengambil sampel tumor. Anestesi lokal untuk membuat area tersebut mati rasa sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit.

Dokter juga bisa melakukan biopsi terbuka, di mana sebagian tumor diangkat di ruang operasi oleh ahli bedah saat anak tertidur selama prosedur dengan anestesi umum. Setelah diagnosis dibuat, dokter akan memutuskan jenis perawatan yang tepat dan mengulangi tes tersebut untuk membantu dokter dalam memantau seberapa baik pengobatan bekerja.