Kematian Irohmin (22) tahanan Rutan Kelas I Palembang yang tewas didalam sel pada Kamis 8 Agustus 2024 kemarin masih menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga terutama Rusnawati (67) ibu kandung Irohmin.
- Diduga Kematian Tahanan di Lapas Rutan Pakjo Palembang Janggal, Orang Tua Yogi Lapor Polisi
- Lagi, Tahanan Rutan Pakjo Ditemukan Tewas, Keluarga Sebut Ada Luka di Kepala
- Sempat Kritis, Tahanan Kasus Narkoba Rutan Klas 1 Palembang Tewas
Baca Juga
Ditemui di kediamannya di Jalan Perjuangan, KM 9 Kecamatan Sukarami Palembang Minggu (11/8/2024) Rusnawati tidak berhenti menangisi kematian anak bungsunya Irohmin terlebih kematian Irohmin secara mendadak dan dianggap tidak wajar karena di kepalanya terdapat beberapa luka yang masih mengeluarkan darah saat jenazah dimandikan.
"Selain itu ada memar di keningnya, di rusuknya membiru mungkin ada tulang rusuk patah bahkan mulutnya mengeluarkan darah,"kata Rusnawati kepada wartawan.
Dengan kondisi jenazah yang janggal kemungkinan besar Irohmin meninggal karena dibunuh. Hal ini diperkuat karena beberapa hari sebelum Irohmin meninggal Irohmin sempat menghubungi kakaknya meminta uang sebesar Rp 350 ribu agar ia bisa keluar dari kamar karantina yang ada di Rutan Pakjo karena Irohmin baru sekitar satu minggu ditahan di Rutan Pakjo.
"Saat dia (Irohmin) menelpon dia sambil menangis kalau nyawanya terancam di dalam penjara ia minta dikirimi uang Rp 350 ribu agar ia bisa dapat kamar dan tidak lagi didalam kamar karantina lalu kakaknya mengirimkan uang Rp 350 di transfer lewat dana,"katanya.
Masih dikatakan Rusnawati, perkataan Irohmin kalau nyawanya terancam memang terbukti adanya setelah pihak keluarga mendapat kabar Irohmin sudah meninggal dunia.
"Sekitar jam 3 dini hari Kamis pagi keluarga dapat kabar dari rumah sakit sudah meninggal dunia,"tambahnya.
Dengan meninggalnya Irohmin secara tidak wajar pihak keluarga menuntut keadilan kepada pihak Rutan dan harus bertanggung jawab atas kematian Irohmin.
"Kepada bapak presiden Jokowi saya minta keadilan untuk mengusut tuntas kematian anak saya karena matinya tidak wajar. Kami juga akan melapor ke Polda Sumsel setelah hasil otopsi anak saya keluar,"tandasnya.
Sementara itu, Ruri Jumar Saef SH ketua tim nawacita presiden Jokowi yang mengawal kasus kematian Irohmin mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa tiga orang tahanan Rutan dan Lapas di wilayah hukum Kanwil Kemenkumham Sumsel yang meninggal dunia dalam kurun satu bulan.
"Yang terakhir ini saya ditelpon keluarga korban Irohmin yang meninggal di Rutan Pakjo Palembang. Dari keterangan keluarga korban Irohmin meninggalnya tidak wajar karena ada beberapa luka di kepala dan kening serta tubuhnya membiru serta mulut mengeluarkan darah,"kata Ruri.
Dari sinilah kata Ruri, pihak keluarga sudah mengajukan permohonan otopsi ke rumah sakit Bhayangkara M Hasan Palembang saat ini tidak menunggu hasil otopsinya keluar.
"Namun pihak keluarga meyakini kalau korban Irohmin ini meninggalnya diduga dibunuh di dalam Rutan Pakjo. Dari sini akan kami telaah selanjutnya akan kami buat laporan polisi,"tambah Ruri.
Dikatakan Ruri sampai hari ini belum ada keterangan resmi dari pihak Rutan Kelas I Palembang kepada keluarga terkait dengan meninggalnya Irohmin hanya ada satu lembar surat kematian yang dikeluarkan Rutan Pakjo untuk kejelasannya tidak dijelaskan.
"Keluarga mendapat telepon dari saudara Robi pada Kamis dini hari tanggal 8 Agustus 2024 pihak Rutan menyampaikan kalau almarhum Irohmin telah masuk rumah sakit dan saat pihak keluarga mendatangi rumah sakit Irohmin sudah tergeletak menjadi mayat,"ungkapnya.
Menurut Ruri, yang harus bertanggung jawab penuh atas kematian Irohmin adalah Karutan Pakjo Palembang sebagai kepala otorita di dalam Rutan.
"Karena Irohmin adalah tahanan Rutan Pakjo dan meninggal di dalam Rutan maka yang harus bertanggung jawab secara administrasi adalah Karutan makanya kita akan laporkan Karutan ke Polda Sumsel secara hukum,"tutupnya.
- Dokter Magang India Tewas, 25 Negara Demo
- Cinta Ditolak, Jadi Penyebab IS Bunuh Gadis Penjual Balon
- Berstatus Anak, 3 Tersangka Pembunuhan dan Pemerkosa Gadis Penjual Balon Tak Ditahan