Kekerasan Seksual Online terhadap Remaja Meningkat

Hari ini, 23 Juli 2020 merupakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN), yang ditandai banyaknya pelecahan secara online kepada anak-anak khususnya remaja.


Hal ini dikatakan oleh Direktur Women Crisis Center (WCC) Palembang Yeni Izi. Menurut dia, bahwa WCC menerima banyak laporan terjadinya kekerasan seksual secara online selama Pandemi Covid-19.

"Kekerasan seksual tersebut, dilaporkan melalui telpon dan surat elektronik (email, red) kepada kami, dan mayoritas dialami remaja," katanya, Kamis (23/7/2020).

Peluang terjadi kekerasan seksual tersebut, tidak hanya dilakukan oleh pacar atau orang terdekat. Namun di era digital ini, kekerasan secara online memang menjadi permasalahan yang paling banyak ditemui.

"Ada laporan atau curhatan yang disampaikan kepada kami, tentu kami langsung tindaklanjuti dengan melayani konsultasi korban pelecehan seksual tadi," jelas Yeni.

Apalagi, selama pandemi, sebagian besar remaja tidak bisa jauh dari gawai alias handphone (hp), juga laptop. Ia mengingatkan, korban kekerasan seksual online harus berani mengatakan tidak kepada pacarnya, sebagai bentuk perlawanan atas tindakan melecehkan hal tersebut.

"Kalau memang harus dilakukan maka korban bisa melaporkan ke pihak berwajib sebagai upaya untuk memberikan efek jera pada pelaku," tegasnya.

Sementara dalam mengikuti diskusi dan seminar dalam jaringan (daring), seperti webinar dan diskusi lainnya, ia mengharapkan remaja lebih selektif lagi.

"Karena kita juga menemukan adanya kekerasan seksual online melalui percakapan pribadi di ruang diskusi atau seminar daring tersebut dikirim konten-konten pornografi," tutupnya. [ida]