Kejahatan Satwa Liar Sudah Jadi Trans Nasional

Pemusnahan opsetan satwa dilindungi di Dishut Sumsel. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Pemusnahan opsetan satwa dilindungi di Dishut Sumsel. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Kejahatan satwa liar bukan hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga sudah menjadi trans nasional.


Demikian diungkapkan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indra Exploitasia usai pemusnahan 18 opsetan satwa liar di Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel, Jumat (18/3).

Menurut Indra, kejahatan ini terus terjadi karena memang adanya demand atau permintaan sehingga suplai akan tetap ada. Permintaan satwa liar ini sendiri bukan hanya di dalam Indonesia saja melainkan di luar negeri juga. Karena itu pihaknya telah bekerja sama di dunia internasional untuk berupaya menutup pasar.

"Kebanyakan jual beli ini menggunakan sistem daring atau online," katanya.

Dengan ditutupnya pasar, maka tidak ada lagi permintaan dan suplai. Menurutnya, untuk menutup ini tentu perlu edukasi, dan meningkatkan pendidikan semua pihak khususnya masyarakat. Karena untuk mendukung kelestarian keanekaragaman hayati merupakan tanggung jawab bersama termasuk masyarakat.

Selain itu, yang menjadi kendala lainnya yaitu mengungkap bandar besar dari perdagangan satwa dilindungi. Karena, sejauh ini pengungkapan kasus hanya sampai pada perburuannya saja bukan bandar besarnya. Kedepan diharapkan lebih fokus untuk memerangi kejahatan satwa liar khususnya di Sumatera dan Kalimantan.

"Secara keseluruhan Sumatera dan Kalimantan sebagian besar hutan tropis dataran rendah sehingga keanekaragaman bermacam-macan dan banyak rupa spesiesnya," tutupnya.

Sementara itu, Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Brata menambahkan Sumsel ini merupakan tempat perlintasan saja. Karena itu, pihaknya hanya menghadang dengan bekerjasama di pintu masuk seperti perbatasan Lampung dan lain sebagainya.

"Sementara ini kami lebih mengedepankan operasi simpatik dengan menjemput bola," katanya. 

Dimana, saat mendapatkan informasi masyarakat maka pihaknya langsung mendatangi dan meminta dengan sukarela hewan dilindungi tersebut. "Dari hasil serahan ini kebanyakan opsetan merupakan satwa asli dari Sumsel, dan kebanyakan dari mereka sebagai hobi dan koleksi saja," pungkasnya.