Karhutla di Musi Rawas, BPBD Waspadai Lahan Gambut di Dua Wilayah Ini

Karhutla membakar lahan di wilayah Kabupaten Musi Rawas beberapa tahun lalu.(Dokumentasi BPBD Musi Rawas)
Karhutla membakar lahan di wilayah Kabupaten Musi Rawas beberapa tahun lalu.(Dokumentasi BPBD Musi Rawas)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Rawas mewaspadai terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kecamatan Megang Sakti dengan Muara Kelingi.


Kepala BPBD Kabupaten Musi Rawas, Darsan didampingi Kasi Kesiapsiagaan dan Kebakaran Lahan, Mariyani menjelaskan, kedua wilayah Kecamatan tersebut merupakan daerah rawan karhutla. Sebab dua wilayah itu terdapat banyak lahan gambut yang susah dipadamkan.

"Megang Sakti dan Muara Kelingi rawan karhutla, karena disini banyak lahan gambut dan susah dipadamkan. Kalau gambut itu kalau disiram yang bagian atas padam, tapi di bawahnya masih ada," kata Mariyani, Jumat (5/7).

Selain itu, terdapat pula sejumlah wilayah lainnya yang terjadi karhutla. Yakni wilayah Kecamatan Muara Lakitan, Selangit, STL Ulu Terawas, BTS Ulu, Sukakarya, Purwodadi, Muara Beliti, Tiang Pumpung Kepungut, Tuah Negeri dan Jayaloka.

"Perkiraan musim kemarau mulai Juli, Agustus sampai Oktober. Selain itu diperkirakan oleh BMKG masih dalam status kemarau basah, artinya masih berpotensi hujan sampai akhir tahun," ujarnya.

Menurut Mariyani, pihaknya saat ini belum membentuk posko karhutla dan persiapannya akan segera dilakukan di bulan Juli ini. Namun personel menurutnya tetap siaga 24 jam dalam menghadapi karhutla tersebut.

"Berdasarkan data tahun kemarin ada sekitar ratusan hektar yang terbakar di wilayah Musi Rawas akibat karhutla. Paling parah di Megang Sakti dan Muara Kelingi, karena berbatasan apalagi antara Desa Lubuk Tua, Campur Sari dan Pagar Ayu yang merupakan lahan gambut," jelasnya.

Kemudian kendala yang dihadapi pihaknya dalam penanganan karhutla yakni kurangnya peralatan dan personil. Bahkan kendala lainnya yaitu medan atau lokasi karhutla yang tidak bisa dijangkau pakai kendaraan dan jauh dari sumber air.

Kata Mariyani, penyebab karhutla yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya sebagian diduga karena faktor manusia. Diantaranya karena ada oknum warga yang membuka lahan baru dengan cara membakar, buang puntung rokok dan bakar sampah.

Selain itu pihaknya dalam menghadapi karhutla telah menyiapkan sejumlah peralatan. Seperti pompa portable yang dapat dijinjing, mobil tangki, selang dan pompa mesin sedot. Termasuk tambah Mariyani, pihaknya telah melakukan sosialisasi di setiap kecamatan dan memasang baliho di sejumlah titik yakni wilayah Tuah Negeri dan Selangit.

"Dalam mengatasi karhutla gambut di wilayah Megang Sakti, disini terdapat relawan api. Dimana relawan ini dibentuk oleh masyarakat sekitar Megang Sakti," pungkasnya.