Juru Wabah: Presiden Akui Kesalahan dan Kelemahan Penanganan Covid-19

Presiden Joko Widodo/net
Presiden Joko Widodo/net

Setelah sekian lama pandemi Covid-19 memakan banyak korban jiwa hingga akhirnya bisa melandai pada Oktober 2021, Presiden Joko Widodo baru mengakui ada masalah dalam penanganan yang dilakukan pemerintah.


Pengakuan Jokowi disampaikan secara terbuka melalui sebuah wawancara dengan Asia Presenter BBCNews, Kharisma Vaswani, yang ternyata juga dikomentari Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono.

Pemilik akun Twitter bernama Juru Wabah ini mengomentari pernyataan Jokowi dalam wawancara tersebut.

"Presiden Jokowi mengakui secara terbuka, bahwa ada kesalahan atau kelemahan dalam penanganan Pandemi di Indonesia," ujar Pandu dalam akun Twitternya, Minggu (31/10).

Dalam wawancaranya, Kharisma Vaswani meminta respon Jokowi terhadap jumlah kematian Covid-19 di Indonesia yang sudah hampir mencapai 150 ribu kasus, bahkan diperkirakan melebihi angka tersebut, mengingat pemerintah meremehkan Covid-19 sejak awal masuk, meskipun pada akhirnya kini sudah melandai jumlahnya.

Lantas, dirinya menanyakan, "Bagaimana pemerintah Indonesia bertangung jawab atas kematian ini".

Jokowi menyatakan, "Dulu 56 ribu kasus memang rumah sakit kita, fasilitas kesehatan kita penuh dan tidak mampu menampung. Saat itulah memang terjadi kematian yang sangat banyak hampir 2.000 per hari. Tapi saat ini sudah bisa kita tekan," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi juga ditanyakan apa kesalahan terbesar pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19. Mantan Wali Kota Solo ini hanya menjawab, "Ya menurut saya fasilitas kesehatan kita yang belum baik. Ini yang kita perbaiki dengan reformasi di bidang kesehatan," ucap Jokowi.

"Utamanya faislitas kesehatan, kemudian pembangunan SDM yang lebih merata di seluruh Indonesia. Karena ingat, fasilitas kesehatan di Jawa dan luar Jawa perbedaannya sangat jauh sekali," sambungnya.

Menanggapi pernyataan ini, Pandu Riono melihat Jokowi dan jajarannya mesti bekerja keras untuk tidak hanya sekadar membuat landai kasus Covid-19. Tapi jauh dari itu, bisa merencanakan dan melakukan hal-hal yang memiliki jangka lebih panjang.

"Tantangan terbesar untuk tranformasi kesehatan publik di Indonesia. Tidak saja bisa mengakhiri pandemi, tetapi juga bisa membawa kesehatan rakyat lebih baik," demikian Pandu Riono.