Juni, Museum Gua Harimau Dilakukan Soft Launching  

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi,  (ist/rmolsumsel.id)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi, (ist/rmolsumsel.id)

Museum Gua Harimau yang terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, OKU  bakal segera di soft launching.


“Museum ini sudah lama dibangun sejak  tahun 2016 dan finish tahun  2019 namun karena Covid-19  dan masih ada beberapa  item untuk melengkapi museum itu maka informasi yang didapat dari peninjauan terakhir dari tim dipimpin Direktur Bidang Kebudayaan dan Kepurbakalaan , Juni 2023  akan soft launching,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi,  Kamis (6/4).

Sedangkan siapa yang memimpin soft launching tersebut pihaknya belum mendapatkan informasi , namun pihaknya berharap menteri langsung yang meresmikan atau paling tidak Dirjen atau mungkin menurutnya ada wacana Gubernur Sumsel yang diberikan mandat sebagai perwakilan pemerintah pusat untuk meresmikan langsung.

“Kalau sudah di soft launching artinya sudah bisa dikunjungi oleh umum,” katanya.

Museum ini menurutnya aset yang sangat berharga yang harus dijaga, karena untuk wilayah Sumatera , Gua Harimau adalah museum satu satunya terbesar  di Sumatera dan terbesar kedua setelah Museum Sangiran di Yogyakarta.

“ Bahkan desain Museum Gua Harimau ini hampir mirip dengan desain Museum Sangiran , jadi waktu peninjauan kelapangan kita kemarin  di dalamnya luar biasa menggunakan konsep tiga dimensi bahkan disitu lengkap, jadi sebelum masuk museum kita akan dipertontonkan seperti mini theater disitu kita akan mendapatkan penjelasan dan menonton  film tentang Gua Harimau itu sendiri, ini luar biasa dengan sistem digitalisasinya,” katanya.

Kemudian  menurutnya pengunjung akan digiring dalam museum bagaimana suasana Gua Harimau itu dan bagaimana tentang penciptaan alam semesta dan segala macam dilanjutkan penjelasan tentang peradaban yang ada di goa Harimau.

Untuk gedung yang ada di kawasan museum Gua Harimau menurutnya ada tiga bangunan yang di bangun dari dana APBN dan disitu ada museum sendiri, ada laboratorium dan kantor.

“Jadi belum dibuka untuk umum tapi setelah soft launching nanti ini langsung bisa kunjungi oleh umum dan saya rasa ini banyak wisatawan terutama pelajar karena ini museum kepentingannya untuk edukasi , karena disitu akan bisa kita lihat bagaimana peradaban manusia dari manusia zaman Homo Erectus  Javanicus sampai Homo Sapien dan sekarang dan kita sendiri sebenarnya masuk Homo Sapien  sekaligus akan memberikan edukasi kepada para pelajar bahwa tidak benar teori Darwin   yang mengatakan, manusia berasal dari monyet,” katanya.

Sedangkan besar anggaran membangun Museum Gua Harimau tersebut  menurutnya diambil dari APBN 2016 awalnya Rp30,6 miliar dan dengan bangunan yang ada sekarang ini menurutnya menghabiskan anggaran hingga ratusan miliar.

 Untuk di museumnya ada sebagian ditempatkan kerangka asli dan sebagian kerangka replika, sama dengan di kawasan dalam gua Harimau itu sendiri  sebagian ditempatkan ada kerangka replika dan sebagian ada kerangka yang asli yang perlu mendapatkan perawatan secara intensif karena jika tidak dirawat akan hancur.

“Ini aset yang sangat berharga dan mudah-mudahan  bisa diserahkan kepada kita pengelolaannya jadi UPTD dan museum ini bisa memberikan pemasukan peningkatan PAD bagi daerah dengan kunjungan ke museum ini,” katanya.