Jangan Anggap Remeh Stroke Ringan, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Ilustrasi penyumbatan aliran darah di otak penyebab stroke ringan. (SehatQ/rmolsumsel.id)
Ilustrasi penyumbatan aliran darah di otak penyebab stroke ringan. (SehatQ/rmolsumsel.id)

Seperti stroke pada umumnya, stroke ringan terjadi ketika adanya penyumbatan aliran darah di area otak. Bedanya, stroke ringan berlangsung dalam waktu singkat dalam hitungan menit hingga 24 jam.


Stroke ringan, disebut juga transient ischemic attack (TIA). Kondisi ini biasanya hanya berlangsung dalam hitungan menit hingga 24 jam, dan bisa hilang dengan sendirinya.

Stroke ringan juga tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Umumnya, ini dapat terjadi karena sumbatan atau pembuluh darah yang pecah terhitung kecil, sehingga tubuh masih bisa memulihkannya sendiri.

Dikutip dari SehatQ, beberapa gejala stroke ringan yang perlu Anda waspadai, antara lain:

  • Kesulitan melihat di salah satu atau kedua sisi mata
  • Mati rasa atau kelemahan di wajah, lengan, dan kaki, biasanya terjadi di salah satu sisi tubuh
  • Sakit kepala hebat
  • Kesulitan berjalan dan bergerak
  • Pusing hingga kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh
  • Kesulitan berbicara dan menelan
  • Linglung dan mengalami kebingungan
  • Kesulitan memahami kata-kata

Jika salah satu gejala di atas terjadi, Anda mungkin tidak bisa membedakan antara gejala stroke ringan atau stroke pada umumnya. Untuk itu, sangat penting bagi Anda untuk segera mendapatkan bantuan medis.

Penyebab stroke ringan

Seperti jenis stroke pada umumnya, penyebab stroke ringan mirip dengan stroke iskemik yaitu  terjadinya penyumbatan di pembuluh darah otak.

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko penyebab seseorang mengalami stroke ringan, yakni:

  1. Gaya hidup tidak sehat

Gaya hidup tidak sehat merupakan penyebab utama stroke ringan dan gangguan kesehatan lainnya. Beberapa kebiasaan atau gaya hidup tidak sehat yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan termasuk stroke ringan, antara lain:

  • Makanan tinggi garam, gula, lemak trans, dan lemak jenuh
  • Makan makanan olahan dan cepat saji
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Kebiasaan merokok
  • Minum alkohol
  • Stres
  • Penyalahgunaan narkoba
  1. Kondisi medis atau penyakit tertentu

Risiko Anda mengalami stroke, baik ringan ataupun serangan stroke berat, akan meningkat jika memiliki penyakit berikut ini:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium
  • Penyakit arteri karotis
  • Penyakit arteri perifer
  • Penyakit sel sabit
  • Tingginya kadar kolesterol
  • Kegemukan atau obesitas
  • Migrain aura

Selain itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang juga meningkatkan risiko terjadinya stroke ringan, antara lain:

  • Kehamilan
  • Konsumsi pil KB
  • Menjalani terapi penggantian hormon, misalnya untuk mengatasi gejala menopause
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti amfetamin, kokain, dan heroin
  1. Usia

Usia merupakan salah satu faktor risiko stroke. Stroke lebih mungkin terjadi pada orang tua dengan usia di atas 55 tahun, baik pada pria maupun wanita.

  1. Keturunan

Risiko Anda mengalami stroke akan semakin besar jika dalam keluarga Anda terdapat orang yang pernah mengalami serangan stroke.

Orang yang memiliki riwayat keluarga atau orang tua sakit stroke lebih mungkin mengalami stroke di usia tua. 

  1. Jenis kelamin dan ras tertentu

Jenis kelamin dan ras tertentu juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya stroke ringan yang tidak dapat dimodifikasi.

Berbagai penelitian menyatakan bahwa pria memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke ringan daripada wanita. Sementara itu, wanita memiliki risiko lebih besar terkena stroke jangka panjang.

Ras atau etnik juga bisa menjadi faktor risiko stroke ringan. Orang dengan ras Afrika-Amerika dan etnis Hispanik, Asia Selatan, dan Karibia memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke ringan dibandingkan dengan etnis Kaukasia atau orang kulit putih.