Jadi Daerah Penghasil Beras, Petani Desa Tuboan di OKU Butuh Sarana Irigasi 

Warga Desa Tuboan gotong royong membangun irigasi semi permanen untuk mengairi sawah mereka. (ist/rmolsumsel.id)
Warga Desa Tuboan gotong royong membangun irigasi semi permanen untuk mengairi sawah mereka. (ist/rmolsumsel.id)

Desa Tuboan, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU selama ini dikenal sebagai daerah penghasil beras. Hanya saja, infrastruktur pengairan sawah di desa tersebut masih belum terbangun dengan baik. 


Setiap masa tanam, warga desa tersebut masih melakukan pembangunan irigasi secara gotong royong untuk mengairi sawah warga. Seperti yang dilakukan pada, Senin (20/5). Warga membendung Sungai Ogan secara manual agar aliran airnya dapat diarahkan ke 250 hektar sawah di desa tersebut.

"Alasan harus dibangun bendungan irigasi ini, karena pada saat musim panen, harga jual gabah yang seharusnya Rp 10 ribu, berkurang menjadi Rp 7 ribu. Sementara mayoritas warga Desa Tuboan atau sekitar 80 persen adalah petani sawah. Kalau untuk jumlah luasnya, total ada sekitar 250 hektar sawah yang tersebar di beberapa titik Desa Tuboan," kata Kepala Desa (Kades) Tuboan, Jimi Karsa.

Dia mengatakan, untuk menyiasati saat musim penggarapan sawah, warga selalu gotong royong membuat aliran dari Sungai Ogan untuk mengairi sawah mereka.

"Saat ini pembuatan irigasi sudah berjalan secara swadaya. Kami mengerjakannya secara manual tapi ketika selesai pasti rusak lagi terbawa arus sungai," ungkap Kades. 

Kades Jimi mengaku, jika pihaknya sudah sering mengajukan proposal ke Pemkab OKU dan Provinsi Sumsel. Namun, sampai saat ini belum ada realisasinya.

"Sudah lebih dari dua tahun, kami mengajukan proposal untuk dibuatkan bendungan irigasi tersebut. Namun sepertinya sia-sia karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan terealisasi," ungkapnya.

Kendati demikian, dirinya tetap berupaya untuk mensejahterakan warga Desa Tuboan baik melalui anggaran dari pemerintah maupun dari kantong pribadi.

"Yang jelas saya tetap berupaya untuk memenuhi satu persatu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat saya, meski tidak maksimal. Saya secara pribadi sudah menerapkan program, bagi warga ber KTP dan KK Desa Tuboan yang meninggal dunia, kita beri santunan Rp 1 juta," terangnya.

Selaku Pemerintah Desa (Pemdes), tambah Kades Jimi, dirinya berharap kepada Pemkab OKU, Provinsi Sumsel dan pusat, agar dapat memperhatikan masyarakat Desa Tuboan dalam hal pembangunan irigasi tersebut.

"Kepada semua pemerintah terkait, tolong pikirkan nasib petani Desa Tuboan ke depannya. Karena ini menyangkut masalah perut," terangnya.

Sejauh ini, Jimi mengatakan, pihaknya telah berupaya membangun infrastruktur di desa. "Sejak masa kepemimpinan saya sebagai Kades Tuboan, alhamdulillah, pembangunan infrastruktur berkembang pesat. Misalnya, jalan lingkar, Pamsimas, siring cacing sawah, jalan usaha tani sampai penerangan lampu jalan di rumah-rumah warga," sebut Kades Jimi.

Semua pembangunan infrastruktur tersebut, kata Jimi, bersumber dari beberapa anggaran seperti Dana Desa (DD), dana PTGAI dari Kementerian Pertanian serta pembangunan dari Pemerintah Kabupaten OKU.

"Kalau pembangunan infrastruktur dari Pemkab OKU, hampir setiap tahun kita selalu dapat. Namun, kami berharap untuk pembangunan irigasi secara permanen ini sangat dibutuhkan bagi warga," tandasnya.