Infeksi Covid-19 Didominasi Kasus Impor, Timor Leste Perketat Perbatasan

Timor Leste menjadi salah satu negara yang berhasil menekan angka kasus Covid-19. Dari sedikit kasus tersebut, Timor Leste belum mencatatkan angka kematian.


Kendati begitu, infeksi Covid-19 di Timor Leste juga tetap berpotensi meningkat karena mayoritas kasus yang dikonfirmasi merupakan impor.

Berdasarkan perhitungan Worldometer, Timor Leste saat ini sudah mengonfirmasi 27 kasus dengan 25 di antaranya sudah sembuh. Sehingga menurut laporan wartawan Timor Leste, Jose Antonio Belo, saat ini pemerintahan Presiden Francisco Guterres Lu-Olo sedang mempersiapkan sejumlah langkah untuk memperketat perbatasan.

"Soal Covid ini Timor Leste lebih beruntung. Tidak ada satu pun korban yang mati. Cukup banyak yang positif namun engga begitu parah," ujarnya dalam diskusi virtual "Mengenang Indonesia, Mengenang Timor Leste" yang digelar oleh Kantor Berita Politik RMOL pada Kamis (3/9/2020).

Diskusi tersebut dipandu oleh CEO RMOL Network sekaligua Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMRI), Teguh Santosa dan turut dihadiri oleh Letjen TNI (Purn.) Kiky Syahnakri.

"Hari ini, pemerintah Timor Leste, presiden, mengirim satu proposal yang diajukan dari pemerintah ke parlemen," sambungnya. Proposal tersebut, lanjutnya, merupakan perpanjangan keadaan darurat di daerah-daerah perbatasan yang akan berakhir pada Jumat (4/9/2020).

"Banyak kasus-kasus Covid-19 itu orang-orang Timor Leste atau teman-teman yang pernah di luar negeri lalu pulang. Orang di Timor Leste sendiri tidak ada yang kena kasus Covid-19," jelasnya.

Sementara itu, melansir Mundoaominuto, proposal tersebut telah disetujui dalam rapat pleno luar biasa Kongres Nasional Rekonstruksi Timor (CNRT).

Hasil pemungutan suara menunjukkan, 40 suara setuju, tujuh abstain, dan 18 tidak hadir.[ida]