Konflik antara Rusia dan Ukraina dianggap pemerintah sebagai salah satu penyebab dari kelangkaan dan kenaikan harga beberapa jenis pupuk yang biasa disubsidi pemerintah.
- Airlangga Dorong Negara G20 Tingkatkan Sektor Industri dan Perkuat Platform Multilateral
- Ini Topik Pertemuan Satu Jam Prabowo-Airlangga
- Penghapusan Tarif Pungutan Ekspor Sawit Diperpanjang Sampai 31 Oktober 2022
Baca Juga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menerangkan, salah satu jenis pupuk yang sedang mengalami kenaikan harga karena stoknya yang minim adalah pupuk urea.
"Harganya mendekati seribu dolar (Amerika Serikat), salah satu impornya juga dari Ukraina," ujar Airlangga dalam jumpa pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (5/4).
Antisipasi dampak perang Ukraina dengan Rusia, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini memastikan bantalan ekonomi ikut dipersiapkan bagi kelompok petani.
"Bapak presiden mewanti-wanti agar subsidi pupuk tepat sasaran, para petani bisa menerima pupuk, sehingga harga pupuk tidak membuat kelangkaan pupuk, dan tidak memberikan dampak pada ketersediaan pangan," paparnya.
Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Golkar ini memastikan arahan Jokowi yang meminta agar kenaikan harga pupuk bisa diantisipasi dengan melihat penggunaan di dalam negeri, baik untuk yang subsidi maupun nonsubsidi.
"Tentu akan ada pembatasan terkait dengan komoditas, prioritasnya adalah padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu, dan kakao. Dan tentu pupuk yang disubsidi akan mulai dibatasi, urea dan MPK," tandasnya.
- Usul Menko Airlangga Masukkan Critical Minerals ke Pilar I IPEF Disambut Baik
- Airlangga Hartarto Cawapres Terkuat Versi LSI Denny JA
- Carikan Solusi Kelangkaan Pupuk di Muba, Pusri Siapkan Skema KONU