Hujan Deras Banjir Meluas, Warganet Tagih Janji dan Komitmen Pembangunan Palembang

Banjir di kawasan jalan Kol H Burlian KM 7 Palembang/Foto:IG@sumselcom
Banjir di kawasan jalan Kol H Burlian KM 7 Palembang/Foto:IG@sumselcom

Banjir merendam sejumlah ruas jalan kota Palembang usai hujan deras berlangsung sejak Selasa (14/5) siang hingga petang.


Hal ini membuat akun instagram Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang Ratu Dewa dicecar netizen. Seperti yang terlihat dalam video yang diupload oleh akun instagram @palembang_bedesau, yang menampilkan banjir yang berlangsung di kawasan Kecamatan Sukarami, yang mencapai tinggi paha orang dewasa, 

"Hahahhaha Pj Pj nih KMnO galo cak dak katek gerakan itu, setiap hujan palembang banjir dak banjir jalan banyak berlubang.. Dah dah kusut palembang modelan cak ini dak katek maju2 yo mundur lagi ado. Salut samo sistem pemerintahan yg skrng. (Semua Pj kemana ini? seperti tidak ada gerakan, setiap hujan Palembang banjir, kalau tidak jalan berlubang. Kusut Palembang seperti ini, tidak ada maju-majunya, mundur pun ada. Salut sama sistem pemerintahan sekarang,"tulis akun @mei_van17.05.

Akun Instagram @sumselcom pun menandai Pj Wali Kota Palembang Ratu Dewa dengan menampilkan video banjir di kawasan 7 Sukarami.

Keterangan dalam video itu ditulis bahwa mobil dikepung banjir akibat hujan deras. Dalam video itu terlihat mobil warna putih telah terendam setengah bodi dan jalan sudah dipenuhi oleh air.

"Mobil tekepung banjir pak di km 7 @ratudewa . Banjir dimano mano pak lurui dulu,"tulis akun tersebut,

"Waduhhhh itu mah bukan banjir,... Tapi air yg turun dari langit,"timpal akun @jupri_aditya di kolom komentar tersebut. Tidak hanya di lokasi tersebut, berbagai video banjir di sejumlah wilayah di kota Palembang juga beredar di lini masa akun publik. 

Seperti salah satunya laporan warga yang tinggal di kawasan Kemang Manis, Bukit Besar. Warga menagih janji dan komitmen Pj Wali Kota Ratu Dewa untuk menangani permasalahan di tengah masyarakat. 

Pj Walikota Palembang, Ratu Dewa dalam kegiatan apel siaga banjir 2024 yang berlangsung di Benteng Kuto Besak beberapa waktu lalu/ist

Pemkot Palembang Sudah Bentuk Tim Atasi Banjir

Banjir yang menyerang sejumlah wilayah Kota Palembang Ketika diguyur hujan menandakan buruknya penataan kota yang dilakukan pemerintah kota Palembang. Alih fungsi wilayah rawa menjadi kawasan pemukiman menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Palembang tak kunjung mereda. 

Padahal, Januari 2024 lalu, Pj Wali Kota Palembang sudah menggelar apel siaga banjir di kawasan Benteng Kuto Besak. Saat itu diungkapkannya, berdasarkan data dari Dinas PUPR kota Palembang tahun 2023, total genangan air banjir yang awalnya berjumlah 113 disaat kondisi hujan dengan intensitas tinggi di Desember kini berkurang menjadi 37 genangan air ditahun 2024 per 4 Januari.

"Tentunya ini akan terus menjadi perhatian kita semua, terutama camat dan lurah setempat untuk terus melakukan pengawasan dan segera laporkan kondisi terkini di lokasi genagan tersebut," jelasnya saat itu melansir situs resmi Pemkot Palembang.

Di tempat yang sama, saat itu Kepala Dinas PUPR Bastari, menambahkan bahwa timnya telah turun langsung kelapangan Dalam memantau titik hujan di Desember 2023 lalu dimana intensitas air hujan sangat tinggi.

Setelah dibandingkan dari data per Desember 2023 ke 2024 Januari ini titik banjir dari 113 turun menjadi 37 genagan banjir, dan durasi genagan air tersebut durasinya tidak lebih dari 6 jam bahkan dibawah 2 jam sudah surut.

"Meskipun ada beberapa wilayah yang tidak lagi digenangi air, dari tim PUPR tetap waspada akan timbulnya titik-titik baru yang berpotensi akan banjir. Seperti halnya yang menjadi perhatian secara intensif yaitu di sekip bendung, sungai buah," jelasnya.

Pemkot Palembang juga membentuk gugus tugas yang terdiri dari 500 orang dan terbagi dalam beberapa tim, yakni:

Memelihara drainase (10 tim), memelihara sungai (17 tim), 2 tim khusus membongkar bangunan liar, 3 tim kontruksi dan perbaikan/anak sungai, 47 orang pekerja penjaga kolam retensi (dijaga 24 jam, 3 shift). Kemudian 12 orang pekerja penjaga sungai wajah kota, yang setiap hari ditugaskan menyusuri sungai khususnya yang di wajahkota (sub dasbendung, sekanak, sungai aur dan sungai kedukan).

Terdapat pula 2 tim jack hammer untuk membongkar bottle neck lebih cepat, Tim sosialisasi Marlina (Mari Kembalikan Jalan Air) yang sejak tahun 2022 yang saat ini sudah membongkar 300 bangunan liar yang mengganggu jalan air.

Sedangkan untuk sarana dalam rangka menunjang upaya penanganan banjir Pemerintah Kota Palembang memiliki 2 pompa mobile baru dengan kapasitas 500 liter/detik, 5 pompa mini 50 liter/detik, 3 alat berat excavator mini, 2 alat berat amphibious exca dan 1 alat berat excavator standard.

(Baca: https://palembang.go.id/berita/siaga-banjir-2024-ratu-dewa-siapkan-tim-dan-kolaborasi-dengan-tni-polri)

Pengamat komunikasi lingkungan dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Dr Yenrizal Tarmizi/ist

Sederet Penyebab Kegagalan Penanganan Banjir Palembang

Di sisi lain, Pengamat Lingkungan dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Yenrizal mengatakan kegagalan Pemkot dalam menata kota terlihat dari minimnya penegakan ataupun implementasi atas Peraturan Daerah atau Perda yang telah dibuat. 

"Kebijakan pencegahan banjir ini sebetulnya sudah banyak. Tapi masalahnya ada di konsistensi implementasi," kata Yenrizal saat dibincangi Kantor Berita RMOLSumsel beberapa waktu lalu.

Ia mencontohkan penerapan Perda larangan menimbun rawa yang sudah ada. Tetapi, penimbunan tersebut masih terus terjadi. 

"Pembangunan jalan tanpa got atau gorong-gorong juga jadi masalah dan banyak kasus lainnya," tuturnya. 

Menurut Yenrizal, Pemkot Palembang pernah kalah di pengadilan setelah digugat class action oleh Walhi Sumsel. Pemkot Palembang diperintahkan untuk memperbaiki berbagai permasalahan yang menjadi penyebab banjir. 

Termasuk menegakkan Perda Rawa serta menambah ruang terbuka hijau dan Kawasan resapan.

"Faktanya saat ini, masih banyak masalah pencegahan banjir itu yang belum diatasi," ucapnya. 

Dia juga menyinggung soal penghargaan pembangunan daerah terbaik secara nasional yang diterima Pemkot Palembang baru-baru ini. 

"Indikatornya apa sementara Palembang masih bermasalah dalam penataan ruang dan kelaikan layanan publik. Masalah ini karena memang tidak terlihat strategi yang jelas dalam memaksimalkan pelayanan publik," ucapnya. 

Menurut Yenrizal, salah satu hal fundamental dalam pencegahan banjir adalah bagaimana mengelola air. Sehingga, butuh modifikasi berbagai teknologi untuk memperlancar aliran air. Normalisasi sungai dan rawa juga harus dilakukan dengan target terukur. 

"Orientasikan pembangunan dengan tipologi perairan bukan daratan. Prinsipnya air jangan dilawan tapi air bisa dikelola. Selain itu, Pemkot juga harus konsisten dan tegas dengan aturan tanpa ada alasan apapun karena ini berhadapan dengan alam," tandasnya.