Harga Terus Naik, Petani Kopi di OKU Selatan Beralih Tanam Pinang

Hasil buah pinang kering petani OKU Selatan. (ist/rmolsumsel.id)
Hasil buah pinang kering petani OKU Selatan. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah petani di wilayah Kabupaten OKU Selatan memutuskan untuk beralih menanam buah pinang. Pasalnya, harga komoditas pinang saat ini terus mengalami kenaikan. Di sisi lain, harga komoditas kopi cenderung fluktatif dan tidak menentu. 


"Saya mulai bongkar kebun kopi saya dan beralih tanam pinang," kata Hendri, salah seorang petani kopi di Desa Serimenanti Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan saat dibincangi, Minggu (10/10). 

Menurutnya, harga buah pinang saat ini terus mengalami kenaikan. Dari yang awalnya Rp10 ribu menjadi Rp15 ribu per kilogram. "Itu untuk pinang basah. Kalau sudah dikeringkan harganya bisa tembus Rp25 ribu per kilogram," ungkapnya. 

Saat ini, dirinya telah menanam sebanyak tiga ribu bibit pohon pinang di areal kebun kopinya. Rencananya, Hendri akan menanam seribu batang pohon pinang lagi. Jenis pinang yang ditanam beragam. Seperti Pinang Batara dan Pinang Wangi. "Harapannya saat panen nanti harga masih stabil," ungkapnya. 

Pohon pinang di OKU Selatan selama ini menjadi tanaman pembatas areal kebun kopi petani. Sehingga, tanaman ini cukup banyak dijumpai di areal perkebunan kopi di OKU Selatan. Umumnya dalam sebidang kebun hanya terdapat belasan tanaman buah pinang. "Pinang tadinya hanya tanaman pembatas kebun. Tapi, sekarang harganya cukup menjanjikan. Jadi sembari menunggu kopi panen, kami bisa jual buah pinang," kata Wahyu, petani yang tinggal di Desa Ujan Mas, OKU Selatan. 

Keunggulan menanam pinang, sambung Wahyu, yakni tanamannya yang tidak pernah berhenti berbuah. Lalu, tahan terhadap serangan hama. "Kedepannya akan ditambah lagi batang panennya," pungkasnya.