Giliran Rektor ITB AD Membela Din Syamsuddin

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Mukhaer Pakkanna mengatakan, tuduhan yang dialamatkan pada Din Syamsuddin tidak benar.
Mukhaer mengungkapkan itu menanggapi tuduhan bahwa Din radikal dan berencana menumbangkan Presiden Joko Widodo, oleh alum Institut Teknologi Bandung (ITB).


Mukhaer menyayangkan sikap para alumni, yang meminta agar Din Syamsuddin dicopot dari Majelis Wali Amanat ITB. Permintaan itu dilatarbelakangi pernyataan-pernyataan, sikap, serta sepak terjang Din Syamsuddin yang keras pada pemerintah. Bahkan, muncul juga kabar bahwa para alumni menyebut Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal.

"Rasanya beliau (Din Syamsuddin) tidak seperti (tuduhan) itu lah. Pak Din tidak akan melakukan hal-hal yang negatif terhadap negara, tidak lah," ucap Mukhaer Pakkanna kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (28/6/2020).

Padahal, kata Mukhaer, arti radikal secara sesungguhnya merupakan hal yang baik. Namun hal itu secara umum berubah menjadi stigma yang negatif.

"Kalau persepsi orang yang disebut radikal itu kan ekstrimisme, ya sudah stigmatik dan dianggap negatif gitu ya, kalau kita gunakan persepsi seperti itu, rasanya Pak Din nggak seperti itu. Artinya kalau radikal itu membabi buta menumbangkan rezim kekuasaan gitu lah ya, itu yang mereka sebut radikal yang persepsi umum atau negatif," jelas Mukhaer.

Bahkan, Mukhaer sebenarnya menyayangkan pilihan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang mengundurkan diri dari Majelis Wali Amanat ITB.

"Saya kira justru mestinya pak Din jangan mundur ya, itu memberi pelajaran kepada Civitas Akademika ITB bahwa harus kembali ke habitatnya dulu, kebebasan berpikir, melahirkan pemimpin ya," pungkas Mukhaer.[ida]