Fenomena pergerakan tanah di Banjarnegara, Jawa Tengah mengakibatkan puluhan rumah warga rusak dan memutus jalan penghubung antara Kecamatan Pejawaran dan Kecamatan Batur.
- PLN Pastikan SPKLU Siap Layani Pemudik EV di Jawa Tengah dan DIY
- Fokus Ikuti Agenda Retreat Kepala Daerah, HD Simak Bahasan Utama Menteri Keuangan Sri Mulyani
- Rumah Pangan PNM: Solusi Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal
Baca Juga
Hasil kaji cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada lima titik rekahan dengan kedalaman 70 hingga 200 cm. Perkembangan rekahan itu berangsur dari area ketinggian bagian timur menuju lereng ke arah barat.
"Pergerakan tanah ini mengakibatkan kerusakan jalan kabupaten, 16 rumah warga rusak berat, 39 rumah terancam dan menyebabkan kerusakan jaringan listrik," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu, 1 Februari 2025.
Data laporan visual memperlihatkan beberapa rumah roboh dan terbenam ke dalam tanah hingga setengah bangunan. Bahkan beberapa rumah warga rata dengan tanah, hanya menyisakan atap bangunan.
Hasil pemantauan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, pergeseran tanah terus terjadi sejak 25 Januari 2025. Hal itu ditunjukkan dengan kondisi jarak antar rumah semakin menumpuk dan bagian rumah yang terbenam.
Perkembangan pergerakan tanah juga semakin menggerus dengan kedalaman rata-rata kurang lebih 3 meter. Kemudian panjang pergerakan yang awalnya dari 2 meter menjadi 5 meter serta dijumpai singkapan lapisan batu lempung yang diduga menjadi batuan dasar sebagai bidang gelincir.
"Dari hasil analisis sementara, faktor pemicu pergerakan tanah yakni curah hujan tinggi yang telah menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak ke tempat yang lebih rendah," urai Abdul Muhari.
- PLN Pastikan SPKLU Siap Layani Pemudik EV di Jawa Tengah dan DIY
- Fokus Ikuti Agenda Retreat Kepala Daerah, HD Simak Bahasan Utama Menteri Keuangan Sri Mulyani
- Rumah Pangan PNM: Solusi Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal