Peresmian Masjid Pondok Pesantren Minhajul Aulia Tandai Langkah Baru dalam Pendidikan dan Ibadah

Pengasuh Ponpes Minhajul Aulia, Kiai Abdul Malik Syafei menyampaikan kata sambutan saat peresmian wakaf Masjid Pondok Pesantren Minhajul Aulia/ist
Pengasuh Ponpes Minhajul Aulia, Kiai Abdul Malik Syafei menyampaikan kata sambutan saat peresmian wakaf Masjid Pondok Pesantren Minhajul Aulia/ist

Setelah enam bulan proses pembangunan, Masjid Pondok Pesantren Minhajul Aulia (Mina) yang merupakan wakaf dari Rozali Nawawi bin Nawawi Oesman dan Maruyah binti Tjik Molek, akhirnya diresmikan, Jumat (13/12). 


Peresmian masjid diawali dengan shalat Ashar berjamaah, yang menandakan dimulainya aktivitas ibadah serta kegiatan belajar-mengajar di Ponpes tersebut.

Dalam sambutannya, Pengasuh Ponpes Minhajul Aulia, Kiai Abdul Malik Syafei, menyampaikan rasa syukur atas selesainya pembangunan masjid ini. Ia berharap bahwa keberadaan masjid ini akan membawa berkah, tidak hanya bagi keluarga pewakaf, tetapi juga bagi siapa saja yang berkontribusi dalam pembangunan masjid, yang akan dicatat sebagai pahala di surga oleh Allah SWT.

"InsyaAllah ini menjadi barokah tidak hanya bagi pewakaf beserta keluarga, tapi juga siapapun yang berkontribusi dalam pembangunan Masjid akan dicatat dan diganjar pahala rumah di surga oleh Allah Swt nantinya," kata Malik dalam sambutannya.

Lebih lanjut, kandidat doktor ilmu hukum  Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang ini juga mendoakan Romy Rozali, pewakaf masjid yang kebetulan berulang tahun pada hari peresmian. "Kita doakan Allah angkat derajat beliau dan berkah dimanapun berkarir," tambahnya.

Ponpes Minhajul Aulia berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektar. Setelah selesainya masjid, pembangunan selanjutnya akan difokuskan pada pembangunan asrama santri, dengan target pendaftaran santri baru yang akan dimulai pada tahun ajaran 2025. 

"Kami mohon doanya, kami mohon ridho nya, mudah-mudahan langkah ini diberi jalan dan dipermudahkan oleh Allah SWT. InsyaAllah Januari nanti dimulai TPQ untuk warga sekitar," ujar Malik.

Sementara itu, Romy Rozali yang mewakili keluarga pewakaf, menyampaikan rasa syukur dan haru saat memberikan sambutan. Ia mengenang perjalanan hidupnya yang penuh tantangan, dimulai dari masa kecil yang penuh cobaan, hingga perjuangannya membangun kehidupan yang lebih baik. 

"Saya anak bungsu. Ketika saya kelas 6 SD, orang tua saya sudah sakit. Setelah tamat SMA tahun 1989, bapak saya meninggal setahun kemudian. Berkat restu orang tua, saya mendapatkan pekerjaan hingga saat ini," ujarnya.

Romy menyatakan bahwa pembangunan masjid ini adalah salah satu cara untuk mewujudkan cita-citanya membahagiakan kedua orang tuanya yang telah tiada. "Saya belum sempat menyenangkan orang tua saya. Karena itu, saya menitipkan masjid ini kepada keluarga besar dan jamaah di sini. Tolong jaga dan rawat rumah Allah ini agar menjadi amal ibadah kita semua,” harapnya.

Ketua PCNU Kota Palembang, KH Hendra Zainuddin Al-Qodiri, yang juga  turut hadir dalam peresmian tersebut, menyampaikan doa dan dukungannya. "Kita doakan Pak Romy Rozali selalu diberikan kesehatan dan sukses karir. Semoga pembangunan pesantren ini berjalan lancar, sesuai dengan yang dicita-citakan," ujarnya.