Pemilu sepertinya bukan untuk rakyat bila ada pihak yang enggan keluar dari zona nyaman. Sebaliknya, malah menggunakan kekuasaan untuk merangkul pihak-pihak tertentu untuk kepentingan golongan bukannya rakyat.
- Soal UKT, Mendikbudristek Nadiem Makarim Dicecar Komisi X
- “Jokowi Mulai Lupa Diri Siapa yang Besarkan Namanya, Megawati Tahu Permainan Jokowi”
- Warga Korban Banjir Bekasi Terharu Dikunjungi Prabowo
Baca Juga
Adalah oligarki yang diduga mencoba mengatur Pemilu untuk kepentingan mereka. Padahal, sejatinya partai politik itulah yang menjadi sarana serta penghubung bagi pemerintah dan rakyatnya.
Pandangan itu disampaikan Budayawan Eros Djarot dalam acara Satu Meja di Kompas TV beberapa hari lalu, yang dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/10).
"Artinya zona nyaman yang sudah mereka kuasai harus dipertahankan nah yang saya lihat makanya saya enggak tahu, mungkin saya berbeda sebetulnya perlombaan ini semua itu kan the real winner bukan partai-partai kok, para oligarki itu the real winner dalam konteks hari ini," kata Eros.
Menurut Eros, pengaruh oligarki saat ini bisa dilihat dari beberapa hasil survei, dimana hanya partai-partai itu saja yang menonjol.
"Apa yang kita lihat sehari-hari pendekatakan legal formalistik yang menang ya PDIP mungkin nanti Gerindra tapi who is the real winner? Sudah kita bisa baca dari ulah para petinggi politik hari ini," kata Eros.
Karena itulah, Eros justru bertanya tujuan dari Pemilu itu sendiri yang sejatinya dibuat untuk mensejahterakan rakyat.
"Pemilu atau pesta demokrasi ini pestanya rakyat atau petinggi partai?" tanya Eros.
- Jokowi Dituntut Mahkamah Rakyat Akibat Langgengkan Oligarki
- Pemberian Izin Tambang ke Ormas Agama Rawan Lahirkan Oligarki Baru
- KSPSI Ogah Terjebak Capres Label Agama dan Nasionalis, Apalagi Boneka Oligarki