Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri telah tegas menyampaikan di hadapan Presiden ketujuh RI Joko Widodo bahwa dirinya taat pada konstitusi negara. Dia tidak ingin masa jabatan presiden diperpanjang dan cukup 2 periode sebagaimana diatur pada pasal 7 UUD NRI 1945.
- Beri Rekomendasi, Setara Institute Tak Ingin Prabowo Seperti Jokowi Gagal Urus HAM
- Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Mulus, Dirjen IKP: Layak Dicatat Sejarah
- Habib Rizieq Gugat Jokowi Rp 5,2 Triliun, Ini Respons Istana
Baca Juga
Penegasan itu disampaikan saat acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1). Dalam acara itu, Megawati menyatakan "kalau sudah dua kali, ya maaf”. Hal ini dinilai sebagai bahasa politik ketum PDIP terhadap kadernya agar tidak bermanuver mengupayakan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Megawati tahu karakter Jokowi, jadi sulit untuk dikadalin," ujar Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/1).
Doktor komunikasi politik lulusan America Global University ini menilai, wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang mencuat selama tahun 2022 lalu tak terlepas dari agenda setting Jokowi, karena disampaikan oleh beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju.
"Saya nilai Jokowi mulai lupa diri siapa yang besarkan namanya, dan Megawati tahu permainan Jokowi," tuturnya.
Namun untungnya, Jerry melihat Megawati telah mengendus upaya Jokowi dan kroni-kroninya dalam melanggengkan kekuasaan.
"Saya salut dengan ketegasan Mega yang taat pada konstitusi negara yang tak mau kompromi dengan Jokowi soal perpanjangan masa jabatan presiden," demikian Jerry menambahkan.
- Beri Rekomendasi, Setara Institute Tak Ingin Prabowo Seperti Jokowi Gagal Urus HAM
- Anomali Pilkada Serentak 2024, Megawati: Jangan Takut Suarakan Kebenaran
- Cakada Bergantian Minta Dukungan, Bukti Anies Belum Redup