Pemerintah Estonia kini menghancurkan monumen Soviet. Hal ini untuk menghindari ketegangan di negara mereka akibat invasi Rusia ke Ukraina.
- Gugatan Kecurangan Pilpres Masih Lanjut, Bola Tinubu Dipastikan Tetap Dilantik sebagai Presiden Nigeria
- Laporan WHO: 100 ribu Orang di Palestina Diperkirakan Terluka hingga MeninggalÂ
- Konsultan Kementerian Pertahanan Ukraina Sebut Rusia Gunakan Mayat Tentaranya Untuk Pertahanan
Baca Juga
Monumen Soviet sendiri merupakan replika tank T-34 dengan bintang Soviet merah berada di atas monumen tersebut. Monumen ini dibangun untuk memperingati tentara Soviet yang tewas saat membebaskan Estonia dari Jerman selama perang dunai ke-II.
Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas mengatakan pihaknya telah memutuskan untuk menghancurkan sebuah monumen Soviet di sebuah kota perbatasan, yang terletak di bagian negara Baltik yang berbahasa Rusia. Alasan pembongkaran monumen ini sendiri merupakan risika bagi ketertiban umum.
"Tidak ada yang ingin melihat tetangga kami yang militan dan bermusuhan sehingga memicu ketegangan di rumah kami," katanya dikutip dari APNews, Selasa (16/8).
Karena itu, dia tidak ingin memberi Rusia kesempatan untuk menggunakan masa lalu untuk mengganggu perdamaian di Estonia.
Hingga kini, pembongkaran monumen tersebut masih berlangsung. Menteri Dalam Negeri, Lauri Laanemet mengaku operasi ini dilakukan secara bermartabat. "Bunga dan lilin yang diletakkan di monumen ini juga nantinya yang akan dibawa ke kuburan, bukan dibuang ketempat sampah," terangnya.
Ditempat yang sama, Menteri Luar Negeri, Urmas Reinsalu dalam sebuah pernyataannya bahwa Rusia ingin menggunakan tugu peringatan rezim penduduk kriminal untuk memicu ketegangan di masyarakat Estonia. Karena itu, dengan mempertimbangkan situasi saat ini, maka ketertiban umum akan menjadi rumit bagi otoritas kota Narva.
- Estonia Usir Dubes Rusia di Tallinn