Sistem pembelajaran secara dalam jaring (Daring) yang diberlakukan sejak dua tahun terakhir menjadi sorotan Dewan Pendidikan Sumsel. Pasalnya, sistem daring tersebut mengakibatkan hal yang buruk bagi para siswa.
- Sekolah Jadi Langganan Banjir, Kepsek di Palembang Curhat ke Anggota DPRD Sumsel
- SIS Palembang Gelar Program We Care We Share, Tumbuhkan Empati Siswa Lewat Cara Berbagi
- Kisah Kepsek SMAN 6 Palembang, Aktif Melukis, 2,5 Bulan Hasilkan 25 Karya
Baca Juga
Ketua Dewan Pendidikan Sumsel, Supadmi Kohar mengatakan pihaknya sangat mendukung dengan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Karena, sistem daring yang diberlakukan selama ini berdampak kepada kurangnya interaksi sosial dari para siswa. Seperti, interaksi sosial antara siswa dengan siswa maupun dengan guru.
"Temuan ini kami dapati saat berkunjung ke sejumlah sekolah di Sumsel beberapa waktu lalu," katanya, Selasa (31/8).
Dia menambahkan, awalnya tujuan digelarnya pembelajaran secara daring untuk mencegah terjadinya kluster baru penyebaran pandemi Covid-19 di lingkungan sekolah. Tapi, dalam perjalanannya karena merasa jenuh terus-terus belajar secara daring membuat para siswa memutuskan berkumpul dengan teman-temannya di luar lingkungan sekolah.
Tak hanya itu, pembelajaran daring juga memiliki sejumlah kelemahan mulai dari buruknya sinyal telekomunikasi terutama di daerah-daerah pelosok. Serta, terkadang tidak seluruh siswa yang dibekali dengan ponsel android yang spesifikasinya sesuai untuk menunjang pembelajaran secara daring.
"Terlepas dari itu semua apabila telah diizinkan untuk pembelajaran secara tatap muka harus tetap memperhatikan pengetatan protokol kesehatan (Prokes) serta menerapkan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun)," tutupnya.
- Keren, Siswa TK Junjung Birru di Palembang Bayar Uang Sekolah Pakai Sampah
- SMKN 1 Palembang Luncurkan Simulasi Judi Online untuk Edukasi Masyarakat
- Pembelajaran Tatap Muka di Palembang Belum Dapat Rekomendasi IDAI dan Gugus Tugas