Sempat hilang, tradisi Batik Palembang kembali dihidupkan oleh Agus Sari Yadin, warga Talang Betutu Palembang. Ia telah menekuni dunia membatik Palembang pada tahun 2017 lalu dan mendirikan Rumah Batik Palembang.
- Junta Militer Myanmar Didesak Bebaskan Aung San Suu Kyi
- Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit
- Sumsel Terima Abdi Bakti Tani 2021, Ini Pertimbangan Kementerian Pertanian
Baca Juga
Upaya Agus dalam pelestarian Batik dan Tanjak Palembang ini didukung kalangan dewan. Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Mustafa Kamal misalnya, ia mengatakan, sangat baik jika warga Palembang bisa ikut melestarikan Batik dan Tanjak Palembang.
Menurutnya, pelestarian Batik dan Tanjak Palembang bisa menjadi memacu bangkitnya UMKM saat ini. Untuk itu, dia menilai, perlu adanya upaya-upaya dari pemerintah dalam mendukung usaha-usaha kerajinan Batik dan Tanjak Palembang seperti yang dijalani Agus.
“Saya setuju kalau ada satu hari kerja di Palembang harus menggunakan Batik Palembang,” kata anggota Komisi X DPR RI ini saat mengunjungi Rumah Batik Palembang milik Agus didampingi anggota DPRD Kota Palembang M Ridwan Saiman, Sabtu (6/6).
Mustafa berkeinginan, saat acara Badan Ekonomi Kreatif nanti akan ada toturial pembuatan Tanjak Palembang dan langsung lombakan dan dirinya langsung menilai. Dalam kesempatan itu, ia tak hanya membeli Tanjak buatan Agus, Mustafa Agus mendesain Tanjak Palembang dengan warna dan desain lambang khas PKS.
Sementara, Anggota DPRD Kota Palembang M Ridwan Saiman menuturkan, usaha Batik dan Tanjak Palembang ini akan dimasukkan dalam point pandangan umum di rapat paripurna DPRD Kota Palembang, Senin (7/6) besok. “Kita minta Pemerintah Kota Palembang memfasilitasi dan mengembangkan Batik Palembang ini,” katanya.
Sebelumnya, Agus bercerita, dirinya mempelajari seni membatik saat mengikuti kelas membatik di Balai Besar Batik Indonesia di Yogyakarta tahun 2012 sampai dengan 2014. Ia kemudian pulang ke Palembang dan menerapkan ilmu membatiknya tersebut.
“Kain batik khas Palembang berbeda dari motif batik dari Pulau Jawa yang biasanya ditemui di pasaran. Ciri-ciri kain batik motif khas Palembang adalah berbentuk bintang Palembang, Pucuk Rebung, Motif Kembang dan bunga tabur, titik tujuh, dan titik sembilan,” kata Agus.
Awalnya, Agus mengaku hanya membatik dengan motif ciri khas Palembang, juga menerima pesanan kain batik bagi pegawai di beberapa daerah di Sumsel. Kemudian, setelah mengetahui Tanjak Palembang diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Agus mulai mempelajari Seni Lipat Tanjak bersama sejarawan Palembang Kemas Ari Panji.
Berbekal pengetahuan dari sejarawan Kota Palembang tersebut, dia melestarikan kembali batik Palembang untuk dijadikan tanjak dan kain dasar pakaian. Menurut Agus, biasanya orang mengenal tanjak terbuat dari kain songket. Padahal sebenarnya tanjak dapat dibentuk dari kain dasar batik, dengan kreatifitas beragam motif ciri khas Palembang.
“Iya, kita selama ini kenal kalau tanjak itu dari kain songket, tapi kita ingin mengenalkan bahwa tanjak dengan motif batik juga sangat menarik,” katanya.
- Performa Mobil Manual Tidak Maksimal? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
- Waktu Tunggu Haji Calon Jemaah Asal Sumsel Jadi 21 Tahun
- Azwar Agus Terpilih Jadi Ketua Peradi Palembang 2021-2026