Digadang-gadang Jadi Capres PDIP, Puan Maharani Harus Dongkrak Elektabilitas

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. (Net/rmolsumsel.id)
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. (Net/rmolsumsel.id)

Ketua DPR RI Puan Maharani digadang-gadang bakal diusung menjadi bakal calon presiden (Capres) oleh PDI Perjuangan. Namun untuk maju di pencalonan presiden, Puan masih memiliki PR.


Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan, PDI Perjuangan tentu bakal menerima konsekuensi yang tidak mengenakkan, jika Puan diusung sebagai Capres dalam kondisi seperti yang didapat dari hasil surveinya. Di mana, putri dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini masih memiliki elektabilitas yang rendah. Meskipun, tingkat popularitasnya sudah cukup tinggi.

“Sebagai Capres 2024, elektabilitas Puan Maharani saat ini masih rendah (2 persen). Padahal tingkat pengenalan sudah 61 persen,” kata Adjie saat merilis survei LSI Denny JA bertema '3 King/Queen Maker Pilpres 2024 dan Komplikasinya!' pada Kamis (17/6).

Karena itu, Adjie menggambarkan konsekuensi yang bakal diterima PDI Perjuangan jika Puan Maharani tetap diusung sebagai Capres. Yakni, bisa terjadi kekalahan di Pilpres 2024 nanti.

“Risiko Capres PDIP dikalahkan dan tak lagi mengontrol pemerintahan 2024-2029, jika Puan sebagai Capres,” tegasnya.

Meski begitu, Adjie melihat Puan masih punya waktu sekitar satu tahun untuk mendongkrak elektabilitasnya.

Dengan berupaya meningkatkan elektabilitasnya, Adjie yakin mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu bisa memiliki kesempatan yang cukup besar di Pilpres 2024.

“Hal ini bisa berubah, jika H minus satu tahun (Pilpres 2024), elektabilitas Puan sebagai Capres di atas 25 persen,” tukasnya.

Survei LSI Denny JA digelar pada 27 Mei sampai 4 Juni 2021, dengan 1.200 responden dari 34 Provinsi di Indonesia. Survei menggunakan wawancara secara tatap muka (face to face interview) dengan Margin of Error (MoE) survei ini adalah sebesar +/- 2,9 persen.

Selain survei, LSI Denny JA juga menggunakan riset kualitatif (analisis media dan indepth interview), untuk memperkuat temuan dan analisa ini.