Diduga Ada Unsur Kesengajaan, Kebakaran Lahan di OKI Terus Berlangsung Meski Curah Hujan Tinggi

Salah satu lahan yang terbakar pekan ini di sejumlah wilayah Kabupaten OKI.(dokumentasi BPBD OKI)
Salah satu lahan yang terbakar pekan ini di sejumlah wilayah Kabupaten OKI.(dokumentasi BPBD OKI)

Meski intensitas hujan meningkat beberapa pekan terakhir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. 


Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, pada Senin (28/10) terdapat 18 titik api dari 17 kabupaten/kota yang tersebar di wilayah Sumsel, termasuk OKI.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD OKI Nova Triyussanto mengatakan, bahwa meningkatnya jumlah titik api atau firespot di kawasan tersebut disinyalir merupakan hasil tindakan pembakaran lahan secara sengaja oleh masyarakat. Menurutnya, warga masih membakar lahan sebagai persiapan untuk penanaman kembali.

“Meningkatnya titik api ini dapat disimpulkan sebagai indikasi kuat bahwa kebakaran lahan terjadi karena kesengajaan masyarakat yang masih melakukan pembakaran untuk persiapan lahan tanam,” ujar Nova, Selasa (29/10).

Peningkatan titik panas (hotspot) utamanya terjadi di lahan produktif milik masyarakat, termasuk di area persawahan. Bahkan, BPBD menemukan titik api di pinggiran kanan dan kiri jalan tol yang diduga kuat dilakukan oleh warga setempat.

“Di pinggiran kanan dan kiri jalan tol juga ada titik api yang dibakar oleh masyarakat. Ini perlu segera dideteksi pemiliknya dan diproses secara hukum,”katanya.

Nova menambahkan, bahwa BPBD OKI bekerja sama dengan pihak kepolisian, termasuk Polsek Kayuagung, Polsek SP Padang, dan Polsek Jejawi, untuk melakukan pengecekan di lokasi-lokasi yang dilaporkan terbakar. Menurutnya, tindakan tegas ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mencegah pembakaran lahan yang kerap terulang meski sudah dilarang.

“Segera bawa dan proses hukum pelakunya. Ini adalah wujud ketegasan Pemkab OKI terhadap warga yang tidak mengindahkan imbauan dan larangan pembakaran lahan,” ujarnya.

Sejak Sabtu hingga Minggu (26/27/10) lalu, BPBD OKI bersama Babinkamtibmas, perangkat desa, dan masyarakat peduli api (MPA) melakukan pemadaman di Desa Perigi, Kecamatan Pangkalan Lampam. Pemadaman juga dibantu oleh helikopter water bombing, khususnya di lahan seluas 1 hektar yang terbakar dan terdiri dari semak belukar serta gambut. 

“Api sudah padam, tapi masih ada asap yang tertinggal,” pungkas Nova.