Dibanding Tahun Lalu Penjualan Mobil Grup Astra Turun

Pelemahan daya beli masyarakat di sektor otomotif, mengakibatkan laba bersih dari divisi otomotif Grup Astra International mengalami penurunan 1 persen menjadi Rp 8,396 miliar, berbanding tahun sebelumnya di angka 8,518 miliar.


Dalam laporan keuangan Astra, disebutkan hingga 31 Desember 2019, pendapatan Astra turun tipis 1 persen menjadi Rp 237,166 miliar, meski laba tetap di angka Rp 21,707 miliar.

Prijono Sugiarto Presiden Direktur PT Astra International (AI) mengatakan kondisi ini disebabkan terutama oleh penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya-biaya produksi, tetapi sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan sepeda motor.

Penjualan mobil Astra yang terdiri dari Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot turun 8 persen menjadi 536.000 unit.

Angka itu lebih baik ketimbang penjualan mobil secara nasional yang turun 11 persen menjadi 1,03 juta unit pada tahun 2019 (sumber: Gaikindo).

Meski demikian, pangsa pasar Astra meningkat dari 51 persen menjadi 52 persen. Pada tahun 2019 telah diluncurkan 15 model baru dan 11 model revamped.

Hal sebaliknya terjadi pada roda dua. Penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 2 persen menjadi 6,5 juta unit pada tahun 2019 (sumber: Kementerian Perindustrian). Di mana penjualan sepeda motor Astra Honda meningkat 3 persen menjadi 4,9 juta unit.

Astra Honda Motor (AHM) bahkan mendominasi pangsa pasar sebesar 76 persen, meningkat dari tahun sebelumnya. Sepanjang 2019, AHM telah merilis 6 model baru dan 21 model revamped.

Catatan positif justru dibuat bisnis komponen otomotif Grup, PT Astra Otoparts Tbk (AOP). Bisnis ini mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 21 persen menjadi Rp 740 miliar.

Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market) dan menurunnya biaya produksi.

"Secara umum kinerja Grup Astra selama tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas. Namun, diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas Grup yang baru diakuisisi," kata Prijono dalam keterangan reami, di Jakarta.

Terkait prospek pada tahun ini, Prijno mengatakan pasar masih menantang yang disebabkan ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil serta harga-harga komoditas yang lemah.

“Meskipun demikian, kami yakin bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi,” pungkas Prijono Sugiarto.