Di Depan Prasasti Kimilsungia, Indonesia-Korut Rayakan 58 Tahun Kunjungan Kim Il Sung

Indonesia dan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) atau Korea Utara merayakan 58 tahun kunjungan bersejarah Presiden Kim Il Sung dan Ketua Kim Jong Il/RMOL
Indonesia dan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) atau Korea Utara merayakan 58 tahun kunjungan bersejarah Presiden Kim Il Sung dan Ketua Kim Jong Il/RMOL

Indonesia dan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) atau Korea Utara merayakan 58 tahun kunjungan bersejarah Presiden Kim Il Sung dan Ketua Kim Jong Il, yang ditandai dengan keberadaan bunga anggrek Kimilsungia.


Perayaan ini dilakukan di Griya Anggrek Kebun Raya Bogor, Jawa Barat pada Selasa (11/4). Pada November tahun lalu telah didirikan Prasasti Bunga Kimilsungia sebagai kerjasama antara Kedutaan Besar RRDK dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Kebun Raya Bogor.

Kimilsungia sendiri merupakan anggrek budidaya yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Presiden Kim Il Sung selama kunjungannya pada 10-20 April 1965.

Peringatan kunjungan Kim Il Sung dan Kim Jong Il kali ini dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Santo Darmosumarto, Direktur ASEAN Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah, dan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara Teguh Santosa.

Dalam sambutannya, Duta Besar RRDK untuk Indonesia An Kwang Il menyoroti eratnya hubungan antara kedua negara sebagai warisan yang ditinggalkan oleh Presiden Soekarno dan Presiden Kim Il Sung.

"Indonesia adalah negara satu-satunya di mana dua pimpinan rakyat RRDK, yaitu Presiden Kim Il Sung dan Pemimpin Besar Kim Jong Il berkunjung bersama-sama," ujar Dubes An.

Dubes An mengatakan, hubungan dengan Indonesia sangat penting bagi Korea Utara. Bahkan kedekatan hubungan dua negara terus dijalankan oleh Pemimpin Kim Jong Un saat ini.

Pada kesempatan itu, Dubes An juga menekankan bagaimana Korea Utara dapat bertahan dari berbagai tantangan dan tekanan.

"Walaupun ada tantangan dan tekanan dari kekuatan musuh, rakyat RRDK selalu yakin akan mendapat kemenangan selama ada persatuan antara pimpinan dan rakyat, serta ada kekuatan militer yang tidak bisa dikalahkan," tegasnya.

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa posisi Pyongyang untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea tidak akan berubah. Meski saat ini latihan militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan meningkatkan eskalasi dan memperburuk keadaan.

"Kami telah belajar dari sejarah dan mengalami, bahwa perdamaian sebenarnya hanya bisa digaransikan dengan kekuatan dan pertahanan sendiri," pungkasnya.