Deflasi Januari 2025 di Sumsel Dipicu Penurunan Tarif Listrik dan Harga Komoditas

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky Perdana Gozali/ist
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky Perdana Gozali/ist

Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan deflasi sebesar 0,36% (mtm) pada Januari 2025, menurun signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,50% (mtm). 


Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik sebesar 50 persen serta turunnya harga beberapa komoditas pangan, seperti tomat, telur ayam ras, bawang merah, dan ketimun.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan, Ricky Perdana Gozali, mengungkapkan bahwa penurunan tarif listrik merupakan faktor utama yang mendorong deflasi di daerah ini. 

"Penurunan tarif listrik ini sejalan dengan kebijakan pemberian diskon 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya kurang dari 2.200 VA," jelasnya.

Selain tarif listrik, deflasi juga dipicu oleh harga komoditas pangan yang terkendali. Harga tomat dan bawang merah mengalami penurunan karena peningkatan pasokan di pasar, sementara harga telur ayam ras turun akibat turunnya harga pakan ternak, terutama jagung pipilan.

Secara tahunan, inflasi Sumatera Selatan tercatat sebesar 0,92% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 1,20% (yoy). Inflasi nasional juga tercatat menurun menjadi 0,76% (yoy), dibandingkan 1,57% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Gozali juga menambahkan bahwa keberhasilan pengendalian inflasi ini tak lepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Selatan. TPID telah menjalankan strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif, guna menjaga stabilitas harga di pasar.

Upaya-upaya yang dilakukan TPID, antara lain melalui operasi pasar murah, subsidi harga dan angkutan, serta pengawasan distribusi pangan, telah berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat. 

"Kami juga melakukan pemantauan rutin terhadap stok dan distribusi pangan, termasuk pengawasan harga minyak goreng dengan sidak langsung ke produsen dan distributor utama," tambah Gozali.

Selain itu, sinergi antara TPID, pemerintah daerah, dan berbagai lembaga terkait, seperti dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISS), turut memperkuat upaya pengendalian inflasi ini.