Jaringan Sumatera-Bangka Resmi Beroperasi, PLN Berpotensi Tambah 20.653 Pelanggan

Pengoperasian sistem interkoneksi Sumatera-Bangka. (pln/rmolsumsel.id)
Pengoperasian sistem interkoneksi Sumatera-Bangka. (pln/rmolsumsel.id)

Sistem Interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka melalui kabel listrik bawah laut resmi beroperasi. PT PLN (Persero) berpotensi menambah jumlah pelanggan hingga 20.653 pelanggan.


Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto, mengatakan seluruh tahapan proses pemberian tegangan sebagai tanda pengoperasian infrastruktur kelistrikan tersebut telah dilakukan dengan sukses.  Daya listrik dapat dialirkan dari sistem kelistrikan Sumatera menuju Pulau Bangka.

“Proses interkoneksi sistem kelistrikan Bangka dan sistem kelistrikan Sumatera dilakukan pada 26 Maret 2022 pukul 15.04 WIB sinkron di GI 150 kV Muntok Bangka,” kata Wiluyo dalam keterangan resminya.

Menurut Wiluyo, dengan beroperasinya kabel bawah laut tersebut, ke depan transfer energi dari Sumatera ke Pulau Bangka dapat dilakukan untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi listrik dan meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada pelanggannya.

“Pada 2022, terdapat potensi penambahan sebanyak 20.653 pelanggan dengan potensi daya tersambung 74,65 MVA, denga GWh Jual 1.381,45 GWh,” terangnya.

Sebelumnya, listrik Pulau Bangka disuplai dari beberapa pembangkit yang didominasi berbahan bakar minyak dengan beban puncak sebesar 190,2 MW. Pada saat itu, sistem listrik Bangka tercatat nyaris menyentuh ambang batas daya mampu sebesar 191,5 MW, sehingga total cadangan daya hanya tersisa sebesar 1,3 MW.

Dengan adanya interkoneksi ini, cadangan daya di pulau bangka meningkat menjadi 281 MW dan akan meningkat secara bertahap.

Dengan rata-rata pertumbuhan penjualan tenaga listrik dalam 3 tahun terakhir sebesar 8,52%, pulau Bangka menjadi salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan tenaga listrik yang cukup tinggi di Indonesia. Hal itu tak lepas dari menggeliatnya industri perikanan, berkembangnya industri pengolahan sawit, pasir kuarsa, smelter timah dan pariwisata.

“Pembangunan ini merupakan wujud komitmen PLN dalam menghadirkan energi listrik yang bersih dan berwawasan lingkungan untuk menjawab tantangan zaman dalam memberikan layanan kelistrikan yang andal, berkesinambungan dan ramah lingkungan bagi masyarakat,” ujar Wiluyo.

Beroperasinya sistem interkoneksi Sumatera – Bangka turut berkontribusi mewujudkan target net zero emission. Beberapa pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak, seperti beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas total 83 MW akan dinonaktifkan dan hanya digunakan sebagai back up sistem.

Di samping itu, sistem interkoneksi ini berpotensi memberikan penghematan biaya pokok produksi sebesar Rp 795 /kWh atau 1,03 triliun per tahun dan pengurangan pemakaian BBM B0 sebesar 91,98 juta liter/tahun dan B30 sebesar 137,29 juta liter/tahun.