Para pemegang kartu prakerja mendapatkan duit bulanan dari negara. Sebab, program ini tidak hanya digunakan sebagai biaya pelatihan, tetapi ada insentif bulanan sebesar Rp600 ribu yang ditransfer kepada peserta. Tanpa dipotong.
- AS Siap Berinvestasi Awal Rp1,4 Triliun untuk Startup Indonesia
- September 2020, Nilai Ekspor Sumsel Turun 8,67 Persen
- Beasiswa Thamrin Group, Wujud Nyata Komitmen di Bidang Pendidikan
Baca Juga
“Kami transfer tanpa dikurangi satu rupiah pun dari hak bapak dan ibu, rekan semuanya,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam ketarangan persnya di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (14/4).
Insentif itu akan ditransfer kepada peserta yang menuntaskan pelatihan melalui rekening bank atau dompet digital yang mereka pilih sebelumnya, seperti OVO, Link Aja, atau GoPay.
Dana tersebut merupakan jaring pengaman sosial untuk meringankan beban mereka.
Denni lantas memerinci besaran manfaat dalam kartu prakerja yang totalnya senilai Rp3.550.000 per orang yang diberikan satu kali.
Di mana, uang sebesar Rp1 juta akan digunakan untuk biaya pelatihan yang telah dipilih sendiri oleh peserta.
Total ada 900 jenis pelatihan yang tersedia di delapan kanal digital yang dipilih peserta ketika pertama mendaftar.
Para calon peserta juga bisa membanding-bandingkan terlebih dahulu paket pelatihan yang ditawarkan, termasuk harga dan kesesuaian minat.
“Kalau paket masing-masing harganya 200 ribu, peserta bisa ambil sampai lima modul pelatihan yang tersedia di digital platform dan baru bisa ambil pelatihan kedua jika sudah menuntaskan pelatihan pertama,” jelas Denni.
Nah, selain biaya pelatihan, uang insentif yang untuk jaring pengaman sosial total Rp2.400.000 atau sebesar Rp600.000 per bulan yang diberikan berturut-turut empat bulan akan ditransfer kepada peserta.
Sisanya sebesar Rp150 ribu untuk biaya survei sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program.
Sasaran penerima kartu prakerja ini adalah WNI berusia 18 tahun ke atas yang tidak sedang mengeyam pendidikan formal.
Sasaran program ini merupakan angkatan kerja dan kini diperluas kepada pekerja atau pelaku usaha mikro kecil yang terdampak COVID-19.
Mengingat anggaran pemerintah yang terbatas, Denni mengajak masyarakat untuk lebih mengutamakan kepada orang yang terdampak COVID-19 lebih dalam untuk mengikuti pelatihan Kartu Prakerja itu.
“Dahulukan mereka jika ada yang lebih susah dan mari kita berikan kesempatan mereka mengambil kartu prakerja," tandas Denni.
- Jamkrida Babel Dibekukan OJK
- Kementerian Kominfo Larang Penjualan Kartu Seluler dalam Keadaan Aktif
- Disnaker Sebut Ada 35 Perusahaan di Sumsel Dilaporkan Tak Bayar THR Karyawan