Ekonomi digital Indonesia dianggap tumbuh tercepat dan tertinggi di dunia. Karena itu, banyak investor Amerika Serikat (AS) tertarik berinvestasi dengan perusahaan teknologi (Startup) asal Indonesia.
- Kejagung: Tom Lembong Segera Disidang
- Kejagung Ungkap Perizinan Impor Gula Dilakukan Tanpa Koordinasi
- Jadi Tersangka Korupsi, Ini Peran Thomas Lembong di Kasus Impor Gula
Baca Juga
Bahkan, untuk komitmen awal, AS siap berinvestasi sebesar USD100 juta atau setara Rp1,4 triliun. Hal ini diketahui usai Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menerima undangan pertemuan dari US Secretary of CommerceGina Raimondo, disela World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, beberapa waktu lalu.
Mendag, Muhammad Lutfi mengatakan dalam pertemuan tersebut ada tiga agenda utama yang dibahas yaitu pembangunan infrastruktur, dukungan terhadap Ibu Kota Negara (IKN) dan ekonomi digital. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, banyak investor AS dari yang tertarik berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi rintisan(tech startup) asal Indonesia karena pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dianggap salah satu yang tercepat dan tertinggi di dunia.
“Saya menyarankan kepada mereka sebaiknya mengundang para UNICORN asal Indonesia ke Sun Valley, Idaho untuk bisa lebih mengenal karakter dan keistimewaan sektor ekonomi digital Indonesia. Beliau setuju dan akan melakukannya di tahun ini juga,” ungkap Mendag Lutfi dikutip dari keterangan resminya, Kamis (26/5).
Sementara itu, US Secretary of Commerce, Gina Raimondo mengatakan kesiapannya untuk mengumpulkan komitmen beberapa investor dengan total komitmen awal sebesar USD100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun untuk berinvestasi di perusahaan startup Indonesia yang paling potensial.
- Kejagung: Tom Lembong Segera Disidang
- India Jadi Salah Satu Pusat Startup Dunia, 73 Ribu Startup Dipimpin Wanita
- Kejagung Ungkap Perizinan Impor Gula Dilakukan Tanpa Koordinasi